kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dilanda pandemi corona, hanya 10% BUMN yang masih bisa beroperasi dengan normal


Rabu, 29 Juli 2020 / 14:58 WIB
Dilanda pandemi corona, hanya 10% BUMN yang masih bisa beroperasi dengan normal
ILUSTRASI. Logo baru Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terpasang di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (2/7/2020). Kementerian BUMN meluncurkan logo baru pada Rabu (1/7) yang menjadi simbolisasi dari visi dan misi kementerian maupun seluruh BUMN dalam


Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Deputi Keuangan dan Manajemen Risiko Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Nawal Nely mengatakan, pandemi Covid-19 berdampak kepada 90% perusahaan BUMN. Alhasil, saat ini hanya ada 10% BUMN yang masih bisa berjalan dengan normal. 

"Akibatnya kemungkinan terasa di tahun-tahun berikutnya, kapasitas kita untuk berkontribusi terutama dalam bentuk dividen mungkin akan lebih moderat daripada tahun sebelumnya," ujar Nely di dalam diskusi virtual, Rabu (29/7). 

Baca Juga: DJKN: BUMN jadi salah satu kelompok yang terdampak Covid-19

Nely mengungkapkan, dampak Covid-19 terhadap BUMN bisa dilihat dari empat sisi. Pertama dari sisi supply, pasokan bahan baku terganggu dan supply tidak terserap. Kedua dari sisi demand, adanya penurunan daya beli masyarakat yang sangat signifikan, penurunan permintaan, dan penurunan penjualan. 

Ketiga dari sisi operasional, adanya kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) membuat adanya pembatasan gerakan atau mobilitas masyarakat. Hal ini kemudian membuat kegiatan operasional perusahaan terganggu. 

Keempat dari segi finansial, diawali dari dampak supply dan demand yang melemah, maka likuiditas maupun solvabilitas perusahaan yang ada di sekitar BUMN atau yang menjadi customer dari BUMN juga mengalami penurunan. Kemudian, hal ini juga menyebabkan adanya penunggakan pembayaran dan kenaikan eksposur pinjaman. 

Nely menjelaskan, sebelum adanya pandemi atau pada periode tahun 2015-2019 kondisi kontribusi BUMN mengalami pertumbuhan sekitar 12%. Kontribusi yang dimaksud dalam konteks ini adalah setoran dividen, setoran pajak, serta ada Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). 

Baca Juga: Airlangga Hartarto ungkap cara mengatasi hambatan sekolah dari rumah

"Sementara itu, pertumbuhan ekonomi kita kira-kira di kisaran 5%. Berdasarkan hal ini, artinya BUMN telah berkontribusi terhadap kegiatan ekonomi Indonesia secara keseluruhan dan pertumbuhannya juga lebih besar daripada pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan," kata Nely. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×