kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.476.000   8.000   0,54%
  • USD/IDR 15.875   64,00   0,40%
  • IDX 7.131   -29,90   -0,42%
  • KOMPAS100 1.093   -1,74   -0,16%
  • LQ45 867   -4,23   -0,49%
  • ISSI 216   0,10   0,05%
  • IDX30 443   -3,17   -0,71%
  • IDXHIDIV20 535   -4,56   -0,84%
  • IDX80 125   -0,31   -0,25%
  • IDXV30 134   -1,86   -1,37%
  • IDXQ30 148   -1,29   -0,87%

Di sidang kabinet, Jokowi beri arahan tiga hal kepada para menterinya


Senin, 12 Februari 2018 / 15:46 WIB
Di sidang kabinet, Jokowi beri arahan tiga hal kepada para menterinya
ILUSTRASI. Presiden Jokowi Jokowi membuka RPK 2019


Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo membuka sidang kabinet untuk membahas rancangan kinerja pemerintah (RKP) 2019.
Dalam sambutannya, Jokowi memberikan arahan kepada para menterinya untuk menjadikan perhatian bersama dalam tiga hal.

Pertama terkait momentum pertumbuhan ekonomi yang semakin meningkat dari 5,06% di kuartal III 2017 tumbuh menjadi 5,19% di kuartal IV 2017.

"Dibayangi tren pertumbuhan ekonomi terus berlanjut di 2018 apalagi saya lihat langkah ekspor kita di sektor komoditas dan batu bara menunjukkan kinerjanya yang semakin meningkat," ungkapnya di Istana Presiden, Senin (12/2).

Begitu pun dengan konsumsi rumah tangga yang diharapkan makin membaik sejalan dengan program padat karya tunia yang telah kita gulirkan dan telah dilaksanakan di beberapa daerah.

Yang kedua, Jokowi kembali ingatkan untuk kembali meningkatkan investasi dan ekspor. Menurutnya, keduanya adalah kunci penggerakkan pertumbuhan ekonomi agar bisa tumbuh lebih tinggi lagi

"Oleh sebab itu kita harus terus memperbaiki iklim kemudahan berusaha, berinvestasi dari pusat sampai provinsi kabupaten kota dan ini sudah lama ditunggu-tunggu oleh para pengusaha," tambahnya.

Apalagi saat ini diakuinya Indonesia sedang adu kecepatan dengan negara lain yang jg melakukan langkah-langkah yang hampir sama. Jadi, jika kita terlambat artinya Indonesia akan ditinggal dan investasi akan beralih ke negara-negara yang menawarkan iklim yang lebih baik.

Padahal kita membutuhkan tambahan lapangan pekerjaan baru, untuk mengatasi pengangguran yang ada. Sementara untuk ekspor, dirinya meminta untuk kembali ditingkatkan. Sebab, ekspor memiliki kontribusi 20,37% dari PDB kita.

"Ini seharusnya bisa ditingkatkan lagi dengan langkah-langkah terobosan. mulai dari percepatan hambatan-hambatan yang dialami oleh para eksportir dalam negeri, dan kita juga harus mulai melibatkan pelaku usaha dan BUMN menggarap pasar ekspor nontradisional," ujar Jokowi.

Pasar nonradisional itu seperti negara-negara di Asia Selatan dan Afrika. Untuk itu, presiden memerintah Kementerian Luar negeri untuk di awal tahun depan sudah mulai pameran di negara-negara berpenduduk besar seperti Pakistan, Bangladesh.

Kemudian juga para duta besar untuk juga memperkuat diplomasi ekonomi. Termasuk memperkuat intelejen ekonomi Indonesia, agar menjadi ujung tombak promosi, peluang investasi, dan juga jeli melihat peluang-peluang ekspor

Ketiga presiden meminta program prioritas dan proyek strategis nasional yang belum selesai di 2017 agar segera dirampungkan dan dituntaskan. Serta, program proyek strategis yang direncanakan dan mulai dikerjakan di 2018 betul-betul dipastikan eksekusinya di lapangan.

"Untuk itu saya minta Menteri Koordinasi Perekonomian mengevaluasi lagi program proyek yang bisa betul-betul dieksekusi, mana yang tidak mungkin utk dilaksanakan iniharus diputuskan cepat," pungkas Jokowi.

Adapun hingga saat ini, sidang tersebut masih berlangsung secara tertutup di Istana Negara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek)

[X]
×