kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Di depan DPR, Menlu beberkan upaya diplomasi dapatkan vaksin Covid-19


Selasa, 26 Januari 2021 / 18:02 WIB
Di depan DPR, Menlu beberkan upaya diplomasi dapatkan vaksin Covid-19
ILUSTRASI. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengikuti rapat bersama DPR. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/foc.


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Menteri Luar Negeri Retno Marsudi melaporkan perkembangan pelaksanaan diplomasi vaksin kepada anggota DPR. Menurut Retno, selain membangun kemandirian vaksin dalam negeri, pemerintah terus menjalankan upaya untuk mendapatkan akses vaksin lewat kerjasama dengan negara lain.

"Sejak awal pandemi, diplomasi Indonesia terus berupaya berkontribusi baik dari pengadaan alat diagnostik, terapetik maupun pengadaan vaksin. Tugas utama diplomasi adalah meratakan jalan, membuka akses. Semua simpul networking, kita coba untuk dibuka guna memenuhi kebutuhan masyarakat," ujar Retno dalam rapat kerja dengan komisi V DPR, Selasa (26/1).

Retno menjelaskan, kerjasama tersebut dijalankan melalui jalur bilateral dan jalur multilateral.

Dari jalur bilateral, Indonesia telah mengamankan vaksin dari Sinovac, AstraZeneca dan Novavax. Retno memastikan pembicaraan dengan Pfizer dan Morderna terus dijalin hingga saat ini.

Baca Juga: Kemenkes optimistis vaksinasi 1,4 juta petugas kesehatan rampung Februari 2021

Sementara itu, dari jalur multilateral, Indonesia menjalin kerjasama akses vaksin dengan COVAX Facility yang dikelola oleh WHO, GAVI dan CEPI.

"Indonesia terus menjalin kontak sejak lama dengan tiga organisasi tersebut. Sebagai salah satu negara COVAX AMC (Advanced Market Commitment) atau yang disebut AMC92, yaitu 92 negara penghasilan menengah dan rendah,  maka Indonesia diperkirakan akan dapat memperoleh vaksin secara gratis sebesar 3%-20% dari jumlah penduduk," jelas Retno.

Meski begitu, dia mengatakan jenis, besaran dan waktu pengiriman vaksin tersebut masih  terus dibahas dalam joint allocation task force, dimana akan dilakukan pertemuan di akhir Januari ini.

Retno juga melaporkan Indonesia yang terpilih sebagai salah satu co-chairs COVAX AMC Engagement Group, bersama dengan Kanada dan Ethiopia.

Menurutnya, dalam co-chairs tersebut, pihaknya akan terus memprioritaskan akses kesetaraan vaksin bagi negara berkembang atau kurang berkembang.

"Harus diakui bahwa dinamika lapangan terkait pengadaan vaksin  masih sangat tinggi, dan kita akan terus memantau semua dinamika yang terjadi di lapangan, untuk kepentingan domestik, untuk kepentingan masyarakat kita di dalam negeri," jelasnya.

Dia mengatakan, bila upaya mengamankan pasokan vaksin baik dengan jalur bilateral dan jalur multilateral berjalan dengan lancar, maka diharapkan jumlah vaksin yang diperoleh akan mencukupi kebutuhan masyarakat Indonesia.

Selanjutnya: Laju Infeksi Corona Masih Tak Terkendali, Ekonomi dan Bursa Saham Bakal Terganjal

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×