Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Noverius Laoli
Senada, pengelola Desa Wisata Sindangkasih juga menjelaskan kalau Desa Sindangkasih sudah buka kembali dengan menerapkan aturan protokol kesehatan yang ketat, seperti prinsip 5M, yakni mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas.
“Semua pengelola wisata wajib mengikuti program vaksinasi,” imbuh Dedi.
Dedi menambahkan, bahwa saat ini pengelola Desa Wisata Sindangkasih membuka kembali kunjungan dengan kapasitas 25% dan wisatawan perlu menunjukkan kartu vaksinasi. Menurutnya, kunjungan akan terus dibatasi sampai PPKM selesai.
Untuk persiapan Desa Wisata Tinalah, Galuh juga mengatakan bahwa saat ini sudah melakukan koordinasi internal untuk penguatan dan kesiapan paket paket wisata, pengecekan sarana prasarana, dan pengembangan paket yang sesuai dengan masa pandemi, serta kapasitas pengunjung sebanyak 25%.
Baca Juga: Begini rencana pengembangan Kawasan Rebana dan Jabar Selatan
Bahkan menurutnya efek dari pelonggaran saat ini sudah ada permintaan kegiatan, baik dari tour travel, instansi, sekolah, maupun kampus untuk kegiatan wisata, workshop, dan studi banding.
Dengan kondisi yang belum 100% aman, dan potensi pengetatan masih tetap ada, Galuh menjelaskan bahwa di Desa Wisata Tinalah ada upaya inovasi yang bernilai tambah, seperti penjualan hampers produk UMKM dan ekonomi kreatif dari Desa Wisata Tinalah.
Sementara itu, apabila kembali ada pengetatan di Desa Wisata Sindangkasih, Dedi menuturkan bahwa tidak ada upaya-upaya lain yang bisa dilakukan, karena hanya bisa melakukan perawatan dan penataan sarana wisata walaupun swadaya dari masyarakat.
Selanjutnya: Dukung energi terbarukan, INDY turut kembangkan ekosistem kendaraan listrik
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News