kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.884.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.210   -25,00   -0,15%
  • IDX 6.897   65,26   0,96%
  • KOMPAS100 1.002   13,05   1,32%
  • LQ45 771   10,32   1,36%
  • ISSI 224   1,60   0,72%
  • IDX30 397   5,48   1,40%
  • IDXHIDIV20 461   5,31   1,16%
  • IDX80 113   1,46   1,31%
  • IDXV30 113   0,44   0,39%
  • IDXQ30 129   1,86   1,47%

Demokrat mengarah koalisi dengan PKB, PAN dan PKS


Jumat, 25 April 2014 / 10:26 WIB
Demokrat mengarah koalisi dengan PKB, PAN dan PKS
ILUSTRASI. Cara mengatasi akun WhatsApp diblokir sementara.


Sumber: TribunNews.com | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Setelah Pemilu Legislatif (Pileg) 9 April lalu, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) nyaris tidak terdengar aktivitas politiknya. SBY belum intens melakukan pergerakan untuk melakukan koalisi.

Berbeda dengan elite atau petinggi partai politik lainnya yang grasa grusu ke sana kemari bertemu elite partai lainnya menjalin koalisi untuk Pilpres 2014 mendatang.

Meski demikian, Pakar komunikasi Politik, Heri Budianto melihat Partai Demokrat mengarah untuk membuka poros baru koalisi. Pasalnya, dengan perolehan 10 persen, Demokrat masih berpeluang membuka poros baru ditengah munculnya 3 poros yang sudah ada.

Terbentuknya poros baru dibawah Demokrat, menurut Heri, akan sangat bergantung pada Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Amanat Nasional (PAN).

Tapi menurut Heri, peluang kearah terbangunnya koalisi baru bentukan Demokrat ada. Yakni, PKB yang mulai menawarkan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) sebagai cawapres. Jika ini yang terjadi, maka agak sulit diterima oleh PDIP dan Gerindra.

Jika tawaran PKB ini tak menyambung dengan poros PDIP dan Gerindra juga Golkar, maka PKB akan ke SBY.

"Jika SBY melakukan lobby," tutur Heri kepada Tribunnews.com, Jumat (25/4/2014).

Sementara, dia melihat PAN dan PKS lebih nyaman bersama Demokrat jika nanti SBY benar-benar melakukan peluang ada poros baru.

"Nah ini bisa menjadi poros alternatif dan memunculkan capres alternatif," jelasnya. (Srihandriatmo Malau)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×