Reporter: Risky Widia Puspitasari | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Partai Demokrat dan Partai Golongan Karya (Golkar) mengadakan rapat pimpinan nasional (Rapimnas) pada hari ini, Minggu (18/5). Apa pun hasil rapimnas kedua partai besar ini akan menentukan peta pemilihan presiden 9 Juli 2014 mendatang.
Berdasarkan agenda yang disebarkan ke media, Golkar mengadakan rampimnas mulai Minggu pagi dan tertutup bagi wartawan di Jakarta Convention Center (JCC). Sementara Demokrat mengadakan Rampinas pada pukul 14.00 WIB di Hotel Sultan yang jaraknya sangat dekat. Awalnya, rampinas Demokrat terbuka untuk umum, namun kemudian ada agenda revisi yang mengatakan rampimnas Demokrat tertutup untuk umum.
Kendati demikian, Demokrat akan menyampaikan hasil Rampinas tersebut dalam konferensi pers yang dijadwalkan pada pukul 20.30 WIB di Hotel Sultan. Belum ada penjelasan mengapa Rapimnas yang awalnya terbuka itu menjadi tiba-tiba tertutup. Namun Ketua Harian Partai Demokrat Syarief Hasan mengatakan dalam Rampinas ini Demokrat kemungkinan besar tidak mengusung calon presiden karena suaranya dalam pemilu legislatif April lalu cuma 10% saja.
Wacana yang menduetkan Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie dengan Pramono Edie Wibowo, adik Ipar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pun juga belum jelas. Apalagi hal itu menuai kontroversi lantaran dalam konvensi capres Demokrat yang menang adalah Dahlan Iskan.
Kendati demikian, dalam beberapa hari terakhir, Demokrat dan Golkar mewacanakan akan membuka peluang berkoalisi dan mengusung capres dan cawapres sendiri. Sikap itu pun sempat diutarakan SBY beberapa hari lalu. Menurutnya, dalam negara demokrasi lebih baik jika mencalonkan tiga capres ketimbang dua seperti yang selama ini sudah terlihat.
Karena itu, apakah Demokrat dan Golkar serius membentuk poros ketiga untuk menandingi capres dari Partai Demokorasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Joko Widodo dan Capres dari Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Prabowo Subianto. Keputusannya akan terlihat seusai acara Rapimnas hari ini. Akan terlihat juga apakah benar Golkar tetap setia mengusung Aburizal yang belakangan sudah menurunkan target mau jadi cawapres atau memunculkan tokoh baru.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News