Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Seperti perkiraan pasar, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumkan, Indeks Harga Konsumen April 2016 mengalami deflasi, sampai 0,45% dibanding bulan sebelumnya.
Menurut catatan BPS, ini merupakan deflasi terendah sejak tahun 2000. Jika dibandingkan dengan inflasi April lainnya, ini yang terendah sejak tahun 1999, alias terendah dalam 17 tahun.
"April ini terjadi deflasi menujukkan perkembangan harga komoditi bahan pokok ini terkendali," kata Kepala BPS Suryamin dalam konferensi pers di kantornya, Senin (2/5).
Dengan demikian, inflasi tahun kalender 2016 sebesar 0,16%. Sementara itu inflasi tahun ke tahun mencapai 3,6%.
Deflasi kali ini lebih besar dibanding perkiraan pasar. Dengan fokus pemerintah mengendalikan harga pangan, ditambah penurunan harga Bahan Bakar Minyak yang menyeret ongkos transportasi, dan penguatan rupiah terhadap dollar AS, Ekonom sebelumnya memperkirakan deflasi mulai 0,19% - 0,35%.
Bank Indonesia yang juga memperkirakan adanya deflasi April, tetap membidik inflasi 4% plus minus 1% di akhir tahun 2016.
Pada April 2016, komponen harga yang diatur pemerintah mengalami deflasi sebesar 0,33%. Sementara itu, komponen harga yang bergejolak pada April 2016 mengalami deflasi sebesar 0,22%.
Berdasarkan kelompok pengeluaran, kelompok bahan makanan mengalami deflasi sebesar 0,94%. Kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau mengalami inflasi 0,35%, dan kelompok perumahan, air listrik, gas dan bahan bakar mengalami deflasi 0,13%.
Kelompok sandang mengalami inflasi 0,22%, kelompok kesehatan mengalami inflasi 0,31%, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga mengalami inflasi 0,03%, dan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan mengalami deflasi tinggi sebesar 1,6%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News