kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.194   6,00   0,04%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Defisit neraca dagang masih mengancam


Selasa, 24 Juni 2014 / 20:13 WIB
Defisit neraca dagang masih mengancam
ILUSTRASI. Promo Gajian Indomaret Periode 25 Januari-5 Februari 2023.


Reporter: Herlina KD, Asep Munazat Zatnika | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Pemerintah sepertinya masih harus berhati-hati. Pasalnya, meski neraca perdagangan pada Mei 2014 diperkirakan bakal kembali mencatatkan kinerja positif alias surplus, tapi pada bulan-bulan selanjutnya neraca perdagangan berpotensi kembali defisit.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengatakan neraca perdagangan pada Mei 2014 berpotensi mencatatkan surplus meskipun nilai surplus ini juga tidak terlalu besar. Tapi, "(surplus) Itupun belum tentu akan terus surplus," katanya Selasa (24/6).

Membaiknya neraca perdagangan pada Mei 2014 ini ditengarai dari melambatnya laju impor dan adanya perbaikan dari sisi ekspor.

Menteri Keuangan Chatib Basri menambahkan pada Mei 2014 kemungkinan neraca perdagangan akan kembali surplus meski tak terlalu beasr. "Maksimum (surplus perdagangan) di Mei 2014 sekitar US$ 500 juta," tuturnya.

Sebagai gambaran, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada April 2014 Indonesia mencatatakan ekspor sebeasr US$ 14,29 miliar dan impor sebesar US$ 16,26 miliar. Alhasil, pada April 2014 Indonesia mencatatkan defisit neraca perdagangan sebesar US$ 1,96 miliar.

Kepala Ekonom BII Juniman mengungkapkan neraca perdagangan pada Mei 2014 berpotensi surplus tipis sekitar US$ 200 juta - US$ 300 juta saja. Maklum, meski laju impor bisa sedikit direm, tapi kinerja ekspor belum bisa naik signifikan.

Meski begitu, Juniman mengakui ada peluang neraca perdagangan kembali defisit lagi setelah bulan Mei. Alasannya, "Pada Juni dan Juli akan ada kenaikan impor minyak mentah dan impor barang konsumsi sebagai antisipasi kenaikan permintaan menjelang lebaran. Ini yang akan membuat neraca perdagangan bisa kembali defisit," ungkapnya.

Namun, Juniman memperkirakan defisit neraca perdagangan pada Juni dan Juli akan lebih rendah dari April 2014. Dalam hitungannya, defisit neraca perdagangan pada Juni dan Juli tahun ini akan ada di kisaran US$ 500 juta - US$ 700 juta.

Dongkrak ekspor

Meski pemulihan ekonomi global berjalan lambat dan membuat peluang perbaikan neraca perdagangan Indonesia masih terbatas, tapi Juniman berharap pada paruh kedua tahun ini kondisi neraca perdagangan bisa kembali positif. Bila ini terjadi, ia memperkirakan sampai akhir tahun masih ada potensi surplus neraca perdagangan sekitar US$ 1 miliar - US$ 2 miliar.

Agus juga bilang untuk bisa memperbaiki neraca perdagangan Indonesia harus memperbaiki kinerja ekspor. "Ekspor non migas dan non mineral masih ada kecenderungan naik. Harusnya bisa didorong tumbuh lebih baik dengan menerobos pasar-pasar baru dan volume yang lebih besar," kata Agus.

Namun, Ekonom Universitas Indonesia Lana Soelistyaningsih bilang perbaikan kinerja ekspor Indonesia sangat tergantung pada membaiknya permintaan global dan harga komoditas. Maklum, selama ini sekitar 30% dari ekspor disumbang dari komoditas seperti minyak sawit mentah (CPO) dan batubara.

Sayangnya, kata Lana saat ini harga komoditas tersebut masih rendah sehingga ekspor belum akan terdongkrak signifikan. Sementara laju penurunan impor sudah semakin terbatas karena kebutuhan impor Indonesia masih cukup tinggi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

Alhasil, Lana bilang defisit neraca perdagangan masih bakal berlanjut dalam bulan-bulan ke depan. "Rata-rata defisit neraca perdagangan sekitar US$ 200 juta - US$ 300 juta per bulan," ujar Lana. Alhasil, hingga akhir tahun ia memperkirakan neraca perdagangan masih akan berpotensi defisit sekitar US$ 1 miliar - US$ 2 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×