Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, neraca perdagangan Indonesia di bulan Juli 2018 kembali mencatat defisit sebesar US$ 2,03 miliar. Defisit ini merupakan defisit kelima yang terjadi selama tujuh bulan berjalan di tahun ini.
Bahkan, defisit tersebut menjadi defisit neraca perdagangan terbesar yang dicatatkan Indonesia setelah Juli tahun 2013 lalu. "Iya, terbesar kedua setelah Juli 2013. Saat itu, defisit neraca dagangnya mencapai US$ 2,3 miliar," kata Kepala BPS Suhariyanto, Rabu (15/8).
Baik ekspor maupun impor, mengalami kenaikan yang tinggi. Namun, tingginya kenaikan ekspor tak mampu menandingi tingginya impor pasca Lebaran lalu.
Di Juli 2018, nilai ekspor tercatat sebesar US$ 16,24 miliar, naik 25,19% dibanding bulan sebelumnya dan naik 19,33% year on year (yoy). Beberapa komoditas di pasar global yang meningkat yaitu batubara, nikel, dan tembaga, meski ada juga yang menurun yaitu minyak kelapa sawit, emas, dan alumunium.
"Selalu terjadi habis Lebaran, (ekspor) meningkat. Mudah-mudahan ekspor ke depan mengikuti tren tahun-tahun sebelumnya sehingga ada peningkatan di lima bulan terakhir," kata Kepala BPS Suhariyanto, Rabu (15/8).
Sementara itu, nilai impor Juli 2018 tercatat sebesar US$ 18,27 miliar atau naik 62,17% dibanding bulan sebelumnya dan tumbuh 31,56% yoy. "Sesudah Lebaran, selalu ada kenaikan impor," tambahnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News