Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Narita Indrastiti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat defisit neraca perdagangan Indonesia pada Juli 2018 mencapai US$ 2,03 miliar. Defisit neraca dagang itu lantaran laju ekspor yang lebih lambat dibandingkan impor.
Nilai ekspor Juli 2018 mencapai US$ 16,24 miliar, naik 25,19% dibandingkan Juni 2018. Sementara, nilai impor Juli 2018 mencapai US$ 18,27 miliar naik 62,17% dibanding Juni 2018.
Meski begitu, Ekonom Maybank Myrdal Gunarto mengatakan, pada sisa tahun ini, posisi neraca perdagangan akan membaik setelah pemerintah berniat mengurangi impor untuk infrastruktur.
“Membaiknya neraca perdagangan bakal disebabkan oleh pemanfaatan bahan bakar alternatif, yakni B20, untuk mengurangi ketergantungan yang kuat pada impor minyak,” ujarnya dalam laporan yang dikutip KONTAN, Rabu (15/8).
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyatakan , kebijakan perluasan penerapan penggunaan Biodiesel 20% atau B20 belum akan membuat neraca dagang pada tahun ini jadi surplus secara total.
“Kalau total neraca perdagangan mungkin belum,” kata Darmin
Ia mengatakan, meski impor minyak ditargetkan bisa diturunkan dengan kebijakan tersebut, dampak dari kebijakan ini akan terasa pada tahun depan ke neraca dagang. “Pokoknya nanti dampaknya sebenarnya tahun depan,” ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News