Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, neraca perdagangan Indonesia di bulan Juli 2018 kembali mencatat defisit sebesar US$ 2,03 miliar. Di bulan sebelumnya, neraca dagang sempat mencatat surplus besar mencapai US$ 1,74 miliar.
Baik ekspor maupun impor, mengalami kenaikan yang tinggi. Namun, tingginya kenaikan ekspor tak mampu menandingi tingginya impor pasca lebaran kemarin.
Di Juli 2018, nilai ekspor tercatat sebesar US$ 16,24 miliar, naik 25,19% dibanding bulan sebelumnya dan naik 19,33% year on year (yoy). Beberapa komoditas di pasar global yang mengalami peningkatan, yaitu batubara, nikel, dan tembaga, meski ada juga yang mengalami penurunan, yaitu minyak kelapa sawit, emas, dan alumunium.
"Selalu terjadi habis lebaran, (ekspor) meningkat. Mudah-mudahan ekspor ke depan mengkuti tren tahun-tahun sebelumnya sehingga ada peningkatan di lima bulan terakhir," kata Kepala BPS Suhariyanto, Rabu (15/8).
Sementara itu, nilai impor Juli tercatat US$ 18,27 miliar atau naik 62,17% dibanding bulan sebelumnya dan tumbuh 31,56% yoy. "Sesudah lebaran, selalu ada kenaikan impor," tambah Suhariyanto.
Dengan demikian, ekspor dan impor kumulatif Januati-Juli 2018 masing-masing mencapai US$ 104,24 miliar, tumbuh 11,35% yoy dan US$ 107,32 miliar, tumbuh 24,48% yoy. Sehingga surplus neraca dagang kumulatif mencapai US$ 3,09 miliar, dibanding periode yang sama tahun lalu surplus sebesar US$ 7,39 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News