Reporter: Shifa Nur Fadila | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024 defisit sebesar Rp 153,7 Triliun pada Agustus 2024 atau melebar jika dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar Rp 93,4 triliun. Ekonom menilai hal itu disebabkan realisasi pendapatan negara yang tidak sesuai target.
Ekonom Bright Institute, Awalil Rizky menjelaskan secara umum, defisit hingga akhir Agustus 2024 dikarenakan realisasi pendapatan yang turun dari tahun sebelumnya. Sementara belanja justru naik signifikan.
“Pemerintah harus berupaya untuk menekan belanja,” ujar Awalil kepada Kontan, Selasa (24/9).
Pendapatan Negara sampai dengan 31 Agustus 2024 sebesar Rp 1.770 triliun mengalami penurunan 2,5% dibanding periode yang sama tahun 2023 yang sebesar Rp 1.821 triliun. Bahkan hanya setara periode serupa tahun 2022 yang sebesar Rp 1.765 triliun. Dilihat dari capaian atas target APBN tahun bersangkutan, sd 31 Agustus 2024 ini hanya 58,1% dari target. Sedangkan capaian periode yang sama pada tahun 2023 sebesar 73,97%, dan tahun 2022 sebesar 77,87%.
Baca Juga: Defisit APBN Makin Melebar, Per Agustus 2024 Capai Rp 153,7 Triliun
Sementara itu Belanja Negara sd 31 Agustus 2024 sebesar Rp 1.930,7 triliun mengalami kenaikan (15,3%) dibanding periode yang sama tahun 2023 yang sebesar Rp 1.674,7 triliun. Begitu pula dilihat dari target, tahun 2024 mencapai 63,4% dari target APBN. Sedangkan tahun 2023 hanya 54,71%.
Namun pada Juli lalu, pemerintah telah membuat proyeksi (outlook) realisasi defisit hingga akhir tahun 2024 sebesar Rp 609,75 triliun atau 2,70% dari PDB. Outlook itu jauh melampaui target defisit APBN yang hanya Rp 522,8 triliun atau 2,29% dari PDB.
“Artinya pemerintah sudah menyadari akan terjadi pelebaran defisit, yang antara lain disebabkan sulit tercapainya target pendapatan negara,” ungkapnya.
Awalil mengatakan pada saat bersamaan di tahun terakhir pemerintahan Jokowi, tidak ada upaya menahan belanja negara. Menurutnya jika dari target APBN, defisit ini akan sangat tidak sesuai target. Namun jika dilihat dari target outlook pemerintah Juli lalu masih akan sesuai.
Menurut Awalil pemerintah harus lebih menekan belanja. Membatalkan beberapa belanja yang belum direalisasikan.
“Namun, nampaknya dengan target outlook APBN 2024, defisit memang akan dibiarkan lebar hingga kisaran Rp600 triliun dan kisaran 2,6-2,7% dari PDB,” ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News