kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,64   6,79   0.75%
  • EMAS1.395.000 0,87%
  • RD.SAHAM 0.17%
  • RD.CAMPURAN 0.09%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.03%

Defisit APBN Berpotensi Melebar, Utang Luar Negeri Pemerintah Bakal Terkerek?


Kamis, 16 Mei 2024 / 16:28 WIB
Defisit APBN Berpotensi Melebar, Utang Luar Negeri Pemerintah Bakal Terkerek?
ILUSTRASI. Petugas menghitung uang dolar AS di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta, Jakarta, Rabu (16/11/2022). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/foc.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Utang luar negeri (ULN) pemerintah berpotensi membengkak sejalan dengan defisit anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2024 yang diperkirakan melebar dari target.

Lembaga pemeringkat kredit internasional, Fitch Ratings meramal defisit APBN bisa mendekati 3% dari produk domestik bruto (PDB) untuk tahun ini dan tahun depan. Perkiraan ini melebar dari target defisit APBN 2024 pemerintah yang sebesar 2,29% dari PDB.

Menanggapi hal tersebut, Staf Bidang Ekonomi, Industri, dan Global Markets Bank Maybank Indonesia Myrdal Gunarto menilai, kebutuhan ULN pemerintah Indonesia tahun ini nampaknya tidak akan terlalu besar, sebab kondisi fiskal hingga saat ini masih cukup baik.

“Lalu dari sisi perkembangan fiskal terutama APBN kita juga masih surplus berdasarkan data terakhir. Jadi wajar kalau kita lihat perkembangan utang kita juga angkanya tidak tumbuh secara agresif,”  tutur Myrdal kepada Kontan, Kamis (16/5).

Baca Juga: BPS: Indonesia Pernah Surplus Neraca Dagang Selama 152 Bulan Berturut-Turut

Untuk diketahui, APBN 2024 mencatat surplus sebanyak Rp 8,1 triliun hingga akhir Maret 2024. Surplus anggaran ini setara 0,04% produk domestik bruto (PDB).

Sementara itu, ULN pemerintah pada kuartal I 2024 tercatat sebesar US$ 192,2 miliar, turun dibandingkan dengan posisi kuartal sebelumnya sebesar US$ 196,6 miliar. Secara tahunan, ULN pemerintah terkontraksi sebesar 0,9% year on year (YoY), setelah tumbuh 5,4% yoy pada kuartal sebelumnya.

Meski masih dalam kondisi yang baik, Ia menyebut arah kebijakan suku bunga The Fed yang belum pasti dan juga tren pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS perlu diwaspadai, karena akan mempengaruhi kondisi utang pemerintah.

“Tentunya terkait dengan perkembangan dari sisi APBN tahun depan kemungkinan misalnya ada program baru dan agresif tentu kita harus siapkan untuk kebutuhan ekspansi fiskal kita,” ungkapnya.

Baca Juga: Ekonom Sebut Target Pertumbuhan Ekonomi 8% Prabowo-Gibran Sulit Tercapai

Adapun terkait dengan kemampuan pemerintah dalam membayar utang, Myrdal melihat kondisinya masih dalam keadaan baik meskipun posisi rasio pembayaran utang atau debt service ratio (DSR) tier-1 pada kuartal I 2024 mencapai 17,41%, atau naik tipis dari kuartal IV 2023 yang sebesar 17,11%.

“Kalau kita lihat posisi APBN kita juga dari posisi untuk primary income kita juga sama baik, dari posisi fiscal balance kita juga baik. Mungkin untuk ke depannya posisi fiskal kita masih solid terkait menopang utang baik dalam negeri atau luar negeri,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Pre-IPO : Explained Supply Chain Management on Efficient Transportation Modeling (SCMETM)

[X]
×