kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.200   59,26   0,83%
  • KOMPAS100 1.105   10,12   0,92%
  • LQ45 877   10,37   1,20%
  • ISSI 221   1,09   0,50%
  • IDX30 448   5,50   1,24%
  • IDXHIDIV20 539   4,27   0,80%
  • IDX80 127   1,28   1,02%
  • IDXV30 135   0,60   0,45%
  • IDXQ30 149   1,41   0,96%

Defisit anggaran hingga Februari mencapai Rp 63,6 triliun


Selasa, 23 Maret 2021 / 11:53 WIB
Defisit anggaran hingga Februari mencapai Rp 63,6 triliun
ILUSTRASI. Menteri Keuangan Sri Mulyani bersiap mengikuti rapat kerja dengan Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (15/3/2021). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/foc.


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Laporan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021 menunjukkan realisasi defisit Januari-Februari mencapai Rp 63,6 triliun. Angka itu tumbuh 2,8% year on year (yoy) dari posisi di periode sama tahun lalu sebesar Rp 61,8 triliun.

Adapun posisi defisit APBN dalam dua bulan pertama di awal tahun 2021 sudah mencapai 6,3% dari outlook hingga akhir tahun sebesar Rp 1.006,4 triliun. Pencapaian defisit itu juga setara dengan 0,36% terhadap produk domestik bruto (PDB).

Perkembangan defisit APBN hingga akhir Februari 2021 disebabkan oleh penerimaan pajak yang mini, sedangkan belanja negara tumbuh seiring kebutuhan penanggulangan pandemi virus corona.

Baca Juga: Sri Mulyani proyeksikan ekonomi di kuartal I-2021 minus 1% hingga minus 0,1%

Hingga Februari 2021 realisasi pendapatan negara mencapai Rp 219,2 triliun, tumbuh 0,7% yoy dari posisi akhir Februari 2020 sebesar Rp 217,6 triliun. Dari sisi komponen penerimaan negara, untuk pajak minus 4,8% yoy, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) minus 3,7% yoy, dan hibah minus 69,1% yoy.

Hanya penerimaan kepabeanan dan cukai yang tumbuh positif mencapai 42,1% secara tahunan. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyampaikan secara umum posisi pendapatan negara mengindikasikan sinyal positif. 

Sebab pada Januari-Februari 2021 justru penerimaan negara minus 0,1% yoy. Padahal saat itu pandemi virus corona belum menjadi momok bagi perekonomian dalam negeri. Artinya, pandemi tidak menghalangi penerimaan negara untuk melaju.

“Jadi ini hal yang positif, dan kami akan memantau perkembangan ini secara hati-hati dan mendukung akselerasi pemulihannya,” kata Menkeu Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN, Rabu (23/3).

Baca Juga: Ekonomi Indonesia diperkirakan masih terkontraksi hingga minus 2% pada kuartal I

Sementara itu dari sisi belanja negara, pada Januari-Februari lalu mencapai Rp 282,7 triliun, tumbuh 1,2% yoy. Untuk belanja pemerintah pusat tumbuh 11,1% yoy, sedangkan transfer ke daerah dan dana desa (TKDD) minus 12,4% yoy.

Lalu, untuk pembiayaan realisasi hingga Februari lalu mencapai Rp 273,1 triliun, tumbuh 140,5% yoy. Angka tersebut setara dengan 27,1% dari outlook akhir 2021 sejumlah Rp 1.006,4 triliun.

Selanjutnya: Fitch pertahankan peringkat utang Indonesia, ini kata Bank Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×