kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.164   36,00   0,22%
  • IDX 7.067   83,00   1,19%
  • KOMPAS100 1.055   14,78   1,42%
  • LQ45 830   12,68   1,55%
  • ISSI 214   1,66   0,78%
  • IDX30 423   6,60   1,59%
  • IDXHIDIV20 510   7,72   1,54%
  • IDX80 120   1,70   1,43%
  • IDXV30 125   0,56   0,45%
  • IDXQ30 141   1,99   1,43%

DBS Masih Pede Perekonomian Indonesia pada Tahun 2024 Bisa Tumbuh 5%


Selasa, 21 Mei 2024 / 16:06 WIB
DBS Masih Pede Perekonomian Indonesia pada Tahun 2024 Bisa Tumbuh 5%
ILUSTRASI. Deretan gedung bertingkat di Jakarta dilihat dari ketinggian, Minggu (5/5/2024). (KONTAN/Cheppy A. Muchlis)


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank DBS Indonesia melihat perekonomian Indonesia pada tahun ini masih bisa mencapai di level 5% secara tahunan alias year on year (YoY).

Presiden Direktur Bank DBS Indonesia Lim Chu Chang mengatakan bahwa pertumbuhan perekonomian Indonesia tersebut didorong oleh investasi di bidang infrastruktur, peningkatan output industri serta sektor jasa yang dinamis.

"Meskipun ada pergantian kepemimpinan, tapi sudah jelas hasilnya. Jadi dengan kejelasan ini, kami berharap sektor swasta dapat melanjutkan investasi dan hal ini merupakan pertumbuhan yang luar biasa di Indonesia," ujar Lim Chu Chang di Jakarta, Selasa (21/5).

Di sisi lain, investasi asing atau foreign direct investment (FDI) juga meningkat selama lima tahun terakhir serta ekspor yang turut meningkat.

Baca Juga: Pada Tahun Depan, Sri Mulyani Siapkan Anggaran Perlinsos hingga Rp 513 Triliun

"Industri komoditas menjadi sasaran yang menarik bagi investasi domestik dan global," katanya.

Sementara itu, Chief Economist and Managing Director DBS Bank Taimur Baig mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5% di 2024 didorong oleh investasi dan konsumsi dalam negeri yang menjadi sumber utama pertumbuhan.

Sementara, sektor perdagangan dan eksternal yang terkait dengan komoditas tidak akan menjadi sumber pertumbuhan lantaran harga minyak yang berada pada posisi melemah.

"Kami tidak melihat adayan kemajuan signifikan meskipun ada beberapa geopolitik yang menjadi alasan mengapa kami tidak melihat hal tersebut," katanya.

Baca Juga: Wah, Perang Dagang AS-China Diprediksi Berlanjut, Bisa Sampai 10 Tahun ke Depan

Kendati begitu, Taimur Baig melihat kondisi ketidakpastian akibat konflik geopolitik belum akan reda dalam waktu dekat. Sehingga hal ini akan berdampak kepada perekonomian global maupun domestik.

"Kami juga tidak berpikir bahwa hal ini akan hilang dalam waktu dekat," imbuh Taimur Baig.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×