kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Daya beli terungkit, penjualan eceran Agustus 2020 naik


Kamis, 08 Oktober 2020 / 20:45 WIB
Daya beli terungkit, penjualan eceran Agustus 2020 naik
ILUSTRASI. Konsumen belanja di salah satu supermarket di Tangerang Selatan, Minggu (27/9/2020).


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penjualan eceran pada Agustus 2020 menunjukkan tren perbaikan meski masih berada dalam fase kontraksi.

Menurut hasil survei penjualan eceran Bank Indonesia (BI), Indeks Penjualan Riil (IPR) pada bulan laporan tercatat sebesar 196,6 atau tumbuh minus 9,2% yoy, membaik dari kontraksi bulan Juli 2020 yang sebesar minus 12,3% yoy.

"Membaiknya kinerja penjualan eceran didorong oleh implementasi Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) sehingga mendorong berbagai aktivitas masyarakat di sejumlah kota yang disurvei," ujar bank sentral dalam laporan resmi yang diterima Kontan.co.id, Kamis (8/10).

Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy melihat, peningkatan penjualan eceran pada bulan Agustus 2020 didorong oleh beragam bantuan dari pemerintah yang membuat masyarakat bergerak untuk belanja.

Baca Juga: Penjualan eceran kuartal III-2020 membaik dari kuartal II-2020

“Bantuan pemerintah yang mulai tersalurkan, khususnya bantuan yang mendorong daya beli seperti bantuan sosial, banpres produktif, ataupun subsidi gaji,” kata Yusuf kepada Kontan.co.id.

Akan tetapi, Yusuf mengingatkan kalau dengan pertumbuhan yang masih berada dalam level kontraksi, ini masih menunjukkan kalau daya beli masyarakat masih belum membaik sepenuhnya.

Namun, untuk ke depannya Yusuf optimistis kalau tren penjualan eceran ada potensi membaik, dengan asumsi alokasi bantuan yang disalurkan oleh pemerintah akan lebih banyak.

Akan tetapi, prospek perbaikan berpotensi tertahan akibat adanya kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di sejumlah daerah.

Baca Juga: Ini masalah yang dihadapi industri ritel di tengah pandemi Covid-19

Yusuf pun memprediksi kalau peningkatan penjualan eceran secara masif akan terjadi di bulan Desember, meski masih belum bisa ke level positif. Hal ini didorong oleh adanya event Natal dan Tahun Baru.

“Namun, belajar dari pengalaman dan puasa pada tahun ini, bisa saja ini tidak terlalu menunjukkan pertumbuhan konsumsi yang signifikan,” tandasnya.

Selanjutnya: Jual rokok dengan harga murah, analis: WIMM dapat keuntungan saat daya beli menurun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×