kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Darmin: Ada importir kuasai 70% bawang putih


Minggu, 18 Juni 2017 / 12:17 WIB
Darmin: Ada importir kuasai 70% bawang putih


Reporter: Elisabeth Adventa | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Sebagian besar pasokan kebutuhan bawang putih dalam negeri masih bergantung pada impor. Hal inilai yang memicu harganya cenderung fluktuatif. Kondisi ini memunculkan adanya dugaan monopoli pasar oleh beberapa oknum importir bawang putih. Jika tidak terkendali, dikhawatirkan harga bawang putih hanya dikendalikan oleh beberapa importir.

Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengatakan, bahwa ada satu importir yang ternyata menguasai 70% impor bawang putih. Maka dari itu, pemerintah melakukan pengawasan ketat pada importir tersebut.

“Memang ada persoalan di impor komoditas, seperti bawang putih ini memang agak tinggi. Bukan lagi murni persoalan market. Kalau macam-macam, kami bisa injak kakinya. Ada apa-apa akan kami cari, cabut izinnya,” tegas Darmin saat ditemui di Badan Anggaran DPR RI, pekan lalu.

Tak hanya soal monopoli pasar oleh satu importir tersebut, Darmin juga bilang, jika di China ada kriteria bawang putih tertentu khusus dikirim ke Indonesia. “Di China malah ada spek bawang putih versi Indonesia, misal diukur berapa lingkarnya. Tidak tau kenapa bisa begitu. Bawang putih yang lingkaran kecil malah lebih mahal dibanding yang besar,” ungkapnya.

Selama ini, Darmin menuturkan, masalah pangan mendapat perhatian serius dari pemerintah. Buktinya, rapat koordinasi (rakor) soal pangan yang paling sering digelar oleh Kementerian Koordinator (Kemko) bidang Perekonomian.

“Rakor yang paling sering di tempat saya kan pangan. Sejak tahun lalu, kami bergulat soal pangan, supaya pada waktu bulan puasa dan lebaran, harga pangan tidak meledak-ledak. Apalagi untuk urusan cabai, telur, dan bawang putih,” pungkas Darmin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×