kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.910.000   -13.000   -0,68%
  • USD/IDR 16.230   -112,00   -0,69%
  • IDX 7.214   47,18   0,66%
  • KOMPAS100 1.053   7,20   0,69%
  • LQ45 817   1,53   0,19%
  • ISSI 226   1,45   0,65%
  • IDX30 427   0,84   0,20%
  • IDXHIDIV20 504   -0,63   -0,12%
  • IDX80 118   0,18   0,16%
  • IDXV30 119   -0,23   -0,19%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,20%

Dari 140 perusahaan pelat merah, Kementerian BUMN akan pangkas jadi hanya 100 BUMN


Rabu, 05 Februari 2020 / 16:34 WIB
Dari 140 perusahaan pelat merah, Kementerian BUMN akan pangkas jadi hanya 100 BUMN
ILUSTRASI. Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo saat ditemui di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Rabu (15/1). Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan mengurangi jumlah BUMN dari 140 menjadi 100 perusahaan.


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan mengurangi jumlah BUMN dari 140 menjadi 100 perusahaan. 

"Kami akan merger mereka. Kami adalah salah satu perusahaan holding yang sangat kompleks," kata Wakil Menteri BUMN Kartiko Wirjoatmodjo saat acara Mandiri Investment Forum (MIF) 2020, di Jakarta, Rabu (5/2).

Baca Juga: Siap-siap, OJK akan tingkatkan batas modal minimum bagi perusahaan asuransi

Pengurangan jumlah perusahaan ini bertujuan untuk membuat BUMN lebih ramping dan efektif. Dengan begitu, harapannya Kementerian BUMN dapat lebih fokus, sebab perusahaan yang harus dikelola semakin sedikit.

Menurut dia, saat ini Kementerian BUMN tengah mengkaji portofolio perusahaan-perusahaan tersebut dengan mempertimbangkan mana saja perusahaan yang dapat menciptakan nilai (value) dan mana yang dapat memberikan fungsi sosial.  

"Yang tidak menciptakan value dan fungsi sosial yang besar, kami mau gabungkan atau likuidasi," ucap dia.

Baca Juga: Wamen BUMN: Jiwasraya bakal dahulukan pembayaran polis pensiunan dan pegawai

Sayangnya, Kartika enggan menyebutkan perusahaan apa saja yang akan dilikuidasi. 




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×