Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Danareksa Research Institute (DRI) memprediksi kalau perekonomian di kuartal III-2020 masih akan berada dalam zona negatif, meski sudah mulai menunjukkan pergerakan yang membaik.
Kepala ekonom DRI Moekti P. Soejachmoen, mengatakan, proyeksi pertumbuhan ekonomi kuartal III-2020 akan berada di posisi minus 2,48% year on year (yoy).
“Relaksasi pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di beberapa provinsi memberi imbas positif dalam meningkatkan mobilitas juga meningkatkan aktivitas ekonomi,” ujarnya dalam asesmen yang diterima Kontan.co.id, Rabu (4/11).
Moekti juga melihat, peningkatan perekonomian juga ditopang oleh semakin masifnya penyaluran insentif dalam program pemulihan ekonomi nasional (PEN), pengaman sosial yang mampu meringankan beban rumah tangga dan meningkatkan konsumsi masyarakat.
Baca Juga: LPEM FEB UI perkirakan perekonomian Indonesia kuartal III terkontraksi hingga 3,9%
Konsumsi rumah tangga di kuartal III-2020 menunjukkan perbaikan meski masih lemah. Perbaikan konsumsi rumah tangga terlihat dari penjualan ritel yang meningkat 0,85% secara kuartalan (quarter-to-quarter), meski masih lebih rendah dari periode yang sama tahun 2019.
Konsumsi rumah tangga yang lemah juga tercermin dari inflasi yang rendah di kuartal III-2020, di mana dari periode Juli 2020 hingga September 2020 terjadi deflasi Indeks Harga Konsumen (iHK).
Sementara itu, belanja pemerintah pada kuartal III-2020 nampak meningkat signifikan, meski pendapatan pemerintah masih kontraksi. Peningkatan belanja pemerintah didukung oleh penyaluran program PEN yang hingga 28 September 2020 mencapai Rp 304,63 triliun atau 43,8% dari pagu anggaran.
Baca Juga: Dipimpin IFG, begini rencana bisnis holing BUMN asuransi ke depan
Pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi juga nampak meningkat dari kuartal II-2020.
Sayangnya, perkembangan ekspor dan impor di kuartal III-2020 tidak menunjukkan peningkatan yang signifikan, akibat masih lemahnya permintaan dari sektor manufaktur. Ini tercermin dari indeks manufaktur di kuartal III-2020 yang sebesar 48,60, atau masih berada di bawah zona ekspansif (50).
Ke depan, pertumbuhan ekonomi di sepanjang tahun 2020 diperkirakan masih akan berada di zona negatif, yaitu di kisaran minus 1,99% yoy hingga minus 0,99% yoy.
Baca Juga: Di Masa Pemerintahan Presiden AS Ini, Indeks Saham Mencetak Pertumbuhan Tertinggi
Pemulihan ekonomi akan bergantung pada optimisme masyarakat untuk kembali melakukan aktivitas secara normal, seperti pada era sebelum pandemi.
“Ini perlu didukung dengan tersedianya vaksin Covid-19 yang aman dan efektivitas implementasi program PEN ke depan,” tandas Moekti.
Selanjutnya: Berprospek stabil, Pefindo tetapkan peringkat Bank Sahabat Sampoerna di level idA-
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News