Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Adi Wikanto
Jakarta. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, dana reaptriasi yang masuk melalui program tax amnesty masih belum banyak yang terserap di sektor riil. Sebab, dari berbagai instrumen yang disiapkan dana repatriasi mayoritas terserap di beberapa instrumen saja.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Nurhaida mengatakan, beberapa instrumen yang paling banyak menerima dana repatriasi diantaranya adalah pasar modal, perbankan, dan Industri Keuangan Non Bank (IKNB). Hanya saja, Ia tidak menjelaskan berapa dana yang sudah masuk ke masing-masing instrumen tersebut.
Yang jelas, Nurhaida optimistis dana yang mengalir ke instrumen tadi akan terus meningkat. Bahkan untuk pasar modal dalam dua tahun kedepan akan ada dana yang mengalir hingga Rp 100 triliun.
Sementara di instrumen surat utang negara dan surat utang swasta diperkirakan akan ada tambahan dana sebesar Rp 300 triliun, dalam rentang 2016 dan 2017 nanti. "Proyeksi itu, kita tentukan berdasarkan trend dalam lima tahun terakhir," katanya, Senin (26/9) di Jakarta.
Sebagai catatan, hingga hari ini dana repatriasi yang sudah masuk sebesar Rp 98,5 triliun. Sementara pemerintah menargetkan dana repatriasi bisa mencapai Rp 1.000 triliun.
Pemerintah berharap dana repatriasi yang masuk bisa menambah likuiditas dalam negeri. Sehingga, pemerintah memiliki sumber pendanaan lain untuk digunakan sebagai pembiayaan pembangunan infrastruktur dan investasi di dalam negeri lainnya.
Sementara itu, Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Suahasil Nazara mengatakan jangan sampai dana repatriasi yang tercatat masuk, didominasi oleh harta yang sebetulnya sudah ada di dalam negeri. Oleh karenanya, pemerintah akan terus memantau dan berharap dana yang masuk memang dana segar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News