Sumber: BNPB,Kompas.com | Editor: Adi Wikanto
KONTAN.CO.ID - Jakarta. Kabar baik untuk korban gempa bumi Cianjur. Pemerintah segera memberikan bantuan dana ganti rugi untuk korban gempa bumi Cianjur yang mengalami kerusakan rumah.
Dilansir dari Kompas.com, penyerahan dana bantuan pembangunan rumah korban gempa bumi Cianjur akan dimulai Senin 5 Desember 2022. Presiden Joko Widodo akan menyerahkan secara langsung bantuan dana ganti rugi pemerintah untuk pembangunan rumah warga yang terdampak gempa Cianjur.
Hal tersebut disampaikan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy. Muhadjir mengungkapkan, penyerahan secara langsung itu akan dilakukan pada Senin (5/12/2022) pekan depan.
"Ganti rugi nanti insya Allah hari Senin Bapak Presiden akan menyerahkan bantuan. Langsung. Untuk perbaikan rumah, mulai dari rumah (rusak) ringan, sedang, berat," ujar Muhadjir di Kompleks Istana Kepresidenan, Kamis (1/12/2022).
Dia melanjutkan, ganti rugi dana pembangunan rumah korban gempa Cianjur yang akan diserahkan Presiden pada Senin akan menyasar sekitar 8.000 penerima. Muhadjir menuturkan, sasaran penerima dana bantuan pembangunan rumah korban gempa Cianjur ini merupakan rombongan pertama yang telah terverifikasi datanya oleh pemerintah.
Baca Juga: Korban Meninggal Pasca Gempa Cianjur Menjadi 328 Jiwa Per Rabu (30/11)
Dia lantas menjelaskan alasan mengapa Kepala Negara harus menyerahkan ganti rugi dana bantuan pembangunan rumah korban gempa Cianjur secara langsung. Yakni untuk memberikan semangat kepada masyarakat Cianjur agar segera bangkit dari kondisi bencana.
"Ini kan karena untuk segera menggairahkan masyarakat. Kan kalau masyarakat sudah dapat langsung dari Pak Presiden, kita harapkan masyarakat segera tidak merasa kondisinya bencana lagi, tetapi sudah mulai hidup," kata Muhadjir.
"Sudah mulai bangkit kembali, terutama dari sektor ekonomi kan tidak boleh berlama-lama," ungkapnya.
Lebih lanjut Muhadjir mengungkapkan, untuk sementara ini setidaknya ada sekitar 60.000 rumah rusak akibat gempa bumi Cianjur yang akan mendapat ganti rugi dana bantuan pembangunan rumah korban gempa Cianjur dari pemerintah. Status keseluruhan rumah tersebut rusak berat, rusak sedang dan rusak ringan.
Namun, untuk berapa jumlah total rumah rusak yang akan diberikan ganti rugi, Muhadjir menyebutkan masih terus didata. "Nanti kan setelah didata kemudian diverifikasi dulu, dipastikan. Apakah memang sesuai dengan daftar yang disampaikan dari pihak kelurahan itu memang sesuai," katanya.
"Dan kita sudah melibatkan perguruan tinggi, lalu Kementerian PUPR dan BNPB. Utamanya perguruan tinggi yang punya fakultas teknik sipil," tambahnya.
Nilai dana bantuan pembangunan rumah korban gempa Cianjur
Sebelumnya, Presiden Jokowi mengatakan, gempa yang terjadi di Kabupaten Cianjur pada Senin (21/11/2022) kemarin merupakan jenis gempa dengan siklus 20 tahunan.
Oleh karenanya, dia menekankan agar pembangunan rumah-rumah yang rusak akibat gempa bumi di Cianjur harus menggunakan standar bangunan antigempa yang sudah ditegaskan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
"Karena tadi disampaikan oleh BMKG bahwa gempa ini adalah gempa 20 tahunan. Sehingga pembangunan rumahnya kita arahkan untuk yang rumah antigempa," ujar Jokowi saat menyampaikan keterangan pers usai meninjau lokasi terdampak gempa di Cugenang, Cianjur pada 22 November.
Kepala Negara pun menjelaskan, pemerintah akan memberi dana bantuan pembangunan rumah korban gempa Cianjur untuk memperbaiki rumah-rumah yang rusak berat, rusak ringan maupun rusak sedang akibat gempa Cianjur.
Untuk rumah yang mengalami rusak berat akan diberikan dana bantuan Rp 50 juta. Lalu untuk rumah yang rusak sedang diberikan dana bantuan Rp 25 juta. "Dan yang ringan diberikan bantuan Rp 10 juta," tutur Jokowi.
Pencarian korban gempa Cianjur diperpanjang
Pencarian korban gempa M5.6 Cianjur terus dilakukan hingga perpanjangan pertama yang berakhir Rabu (30/11). Pos Komando (posko) Penanganan Darurat Bencana Gempa Cianjur mencatat korban meninggal sebanyak 328 jiwa dan 12 lainnya yang masih dinyatakan hilang dan masuk Daftar Pencarian (DP).
Untuk menyelesaikan DP ini, Posko memutuskan untuk memperpanjang masa pencarian korban hilang selama tiga hari, terhitung pada 1 hingga 3 Desember 2022. Hal tersebut melihat kondisi lapangan dan ahli waris yang masih mengharapkan ditemukannya korban yang masih hilang. Pernyataan ini disampaikan Bupati Cianjur Herman Suherman dalam keterangan pers di hari kesepuluh pascagempa.
“Kami, Kabupaten Cianjur telah membuat usulan penambahan waktu tiga hari ke depan,” ujar Bupati Cianjur dalam keterangan resmi di website BNPB.
Di samping itu, perwakilan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (BNPP)/Basarnas wilayah Jawa Barat Jumaril menyatakan pihaknya telah siap dengan sumber daya untuk perpanjangan pencarian korban hilang. Hal tersebut ditindaklanjuti setelah adanya permintaan dari pemerintah daerah setempat.
Operasi pencarian pada Rabu (30/11) oleh tim gabungan berhasil mengevakuasi satu korban meninggal dunia. Pihak Basarnas menginformasikan korban meninggal tersebut ditemukan di Kampung Cicadas. Pada hari ini, operasi pencarian Basarnas dan unsur SAR lain difokuskan di tiga lokasi, yaitu di wilayah RT Cijedil, warung Shinta dan Kampung Cicadas.
Sementara itu, Bupati Cianjur kembali menyampaikan imbauan untuk warga yang rumahnya tidak rusak struktur dapat kembali ke rumah masing-masing.
“Segera secara bertahap, warga dapat kembali ke rumah, tentunya yang rumahnya tidak struktur,” ujar Bupati Cianjur.
Sedangkan rumah rusak ringan hingga sedang, warga dapat melihat kondisinya dan segera melakukan perbaikan. Hal ini tentunya setelah ada asesmen dari dinas terkait atau petugas yang ada di lapangan.
Data sementara untuk rumah rusak yang telah tervalidasi hingga hari ini (30/11), pukul 15.00 WIB, sebanyak 17.864 unit, dengan rincian, rumah rusak berat 4.376, rusak sedang 5.306 dan rusak ringan 8.182.
Saat ini, Pemerintah Kabupaten Cianjur telah menyiapkan 3 lahan yang akan dimanfaatkan sebagai relokasi warga terdampak gempa. Daerah relokasi ini salah satunya bertempat di Desa Sirnagalih, Kecamatan Cilaku.
Lahan di Desa Sirnagalih tersebut dipilih setelah adanya rekomendasi dari BMKG terkait keamanan terhadap potensi bahaya baik potensi bahaya geologi maupun hidrometeorologi.
Luas lahan relokasi yang disiapkan di S Sirnagalih mencapai 2,5 hektar dengan peruntukan 200 unit rumah tipe 36.
Di samping itu, posko mencatat warga yang masih mengungsi mencapai 109.386 jiwa (39.521 KK). Jumlah ini merupakan hasil survei yang tervalidasi hingga hari ini (30/11) pukul 15.00 WIB. Mereka tersebar di 451 titik, dengan rincian 351 di pos pengungsian terpusat dan sisanya mandiri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News