kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Dana Abadi Pendidikan Bukan karena Rendahnya Penyerapan Anggaran


Jumat, 19 Maret 2010 / 14:36 WIB


Reporter: Martina Prianti | Editor: Tri Adi

JAKARTA. Menteri Pendidikan Nasional M.Nuh membantah bahwa rencana pemerintah melalui Kementerian Keuangan akan membuat dana abadi pendidikan karena rendahnya penyerapan anggaran untuk pendidikan. M.Nuh mengatakan, rencana pemerintah membuat dana abadi pendidikan lebih erat terkait dengan proses pencairan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) yang biasanya baru mulai efektif bulan Maret atau April.

"Padahal, anggaran untuk beasiswa misalnya itu harus sudah mulai cair bulan Januari. Karena itu, perlu ada stok anggaran supaya tidak terganggu dengan proses pencairan anggaran," ucap M. Nuh via telepon genggam, Jumat (19/3). Selain anggaran untuk pendidikan, Nuh melanjutkan, Kementerian Pendidikan juga melihat perlunya anggaran pendidikan yang mudah dicairkan untuk kegiatan penelitian.

"Tentu kita tidak mengharapkan dana abadi untuk kebutuhan yang biasa atau rutin. Misalnya, bukan untuk gaji guru, melainkan untuk kegiatan yang belum ada sistemnya karena ada periodesasi APBN," sambungnya. Kementerian Pendidikan optimistis, dengan adanya dana abadi pendidikan, upaya meningkatkan kualitas pendidikan bakal semakin terdorong.

"Pengiriman beasiswa merupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan capasity building dan ini nanti akan berjalan lebih baik baik lagi," sambung dia. Nuh mengatakan, sebagai langkah awal, pemerintah akan menggusulkan kepada dewan untuk dana abadi pendidikan sebesar Rp 2,5 triliun. "Kalau usul pemerintah ini diterima DPR, Mei nanti sudah ada pencadangan untuk pendidikan," imbuhnya.

Lebih lanjut Nuh mengatakan, Kementerian Pendidikan berharap ke depan dana abadi pendidikan tersebut dapat dibuatkan bunga. "Kalau bunganya 5% atau 7%, ke depan untuk anggaran beasiswas cukup dengan dana bagi hasil itu," kata Nuh. Kementerian Keuangan berharap, alokasi dana anggaran pendidikan nilainya dapt terus dinaikan tiap tahunnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×