Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
Ketersediaan pinjaman online ilegal yang terintegrasi dengan internet membuat aksesnya semakin mudah bagi pemuda. Pemerintah telah bertindak untuk mengatasi pinjaman online ilegal melalui Satgas Waspada Investasi (SWI).
Sejak 2018, hampir 7.000 pinjol ilegal telah dihentikan oleh SWI, namun sayangnya, langkah ini belum berahasil sepenuhnya menghilangkan kasus pinjaman online ilegal tahun ini.
"Kita harus bekerja sama dengan instansi pemerintah dan swasta. Hal ini dapat menjadi solusi bagi banyak kalangan dewasa muda di Indonesia," kata Izzudin.
Namun, melihat peranan penting yang dimainkan oleh pemuda saat ini, solusi untuk masalah tersebut seharusnya tidak hanya berfokus pada dampak jangka pendek, tetapi juga pada kemakmuran jangka panjang mereka - untuk memastikan bahwa kalangan dewasa muda Indonesia memiliki dasar keuangan yang berkelanjutan yang akan menjadi pijakan bagi kesejahteraan keuangan dan kesuksesan mereka di masa depan.
Baca Juga: Indef: Ada Kecenderungan Peralihan Pengguna Kartu Kredit ke Fintech Lending
Country Head of GajiGesa Indonesia, Ade Saragih, mengatakan, GajiGesa berkomitmen untuk membebaskan individu dari pinjaman berbunga tinggi. Sejak GajiGesa pertama kali didirikan pada tahun 2020, dalam waktu 3 tahun, ia mengklaim GajiGesa telah membantu 27.863 karyawan untuk keluar dari pinjaman online.
Selain itu, penelitian yang dilakukan bersama INDEF pada akhir 2022 mengungkapkan bahwa 42% karyawan Indonesia yang menghasilkan kurang dari Rp 5 juta per bulan tidak mampu menabung atau berinvestasi, namun data internal mereka menunjukkan bahwa sebanyak 25.928 pengguna GajiGesa telah berhasil meningkatkan jumlah tabungan mereka sejak mereka mulai menggunakan GajiGesa.
"Temuan ini membuktikan bahwa EWA GajiGesa menyediakan solusi yang layak untuk membantu karyawan mencapai stabilitas keuangan mereka," jelas Ade.
Selain itu, penelitian GajiGesa dan INDEF juga menemukan bahwa di antara karyawan yang mampu mengalokasikan gajinya untuk investasi, sebanyak 35% dari mereka berinvestasi dalam emas.
Sejalan dengan data ini dan misi GajiGesa untuk memberdayakan karyawan agar mencapai kesejahteraan keuangan, GajiGesa juga baru-baru ini memperkenalkan fitur Investasi Emas.
Melalui fitur ini, karyawan dari perusahaan-perusahaan yang menjadi klien GajiGesa dapat memanfaatkan gaji mereka secara prorata untuk membeli dan menjual emas digital melalui aplikasi GajiGesa.
Baca Juga: Pertumbuhan Kartu Kredit Turun Saat Pinjaman Online Melonjak
Keunikan fitur ini yang memungkinkan investasi emas melalui EWA memberikan kebebasan kepada pengguna GajiGesa untuk memanfaatkan peluang investasi dan mencapai tujuan keuangan mereka tanpa harus menunggu tanggal gajian mereka.
"Fitur investasi emas GajiGesa memungkinkan karyawan untuk memanfaatkan gaji yang mereka peroleh untuk berinvestasi dalam emas kapan saja, tanpa dibatasi oleh siklus pembayaran gaji tradisional. Dengan cara ini, karyawan memiliki kebebasan untuk membeli emas pada harga optimal dan memaksimalkan potensi keuntungan dari investasi mereka," tambah Ade.
Dengan kombinasi aplikasi yang mudah digunakan dan opsi untuk membeli dan menjual emas dengan gaji yang diperoleh, GajiGesa memberikan individu kesempatan untuk berinvestasi dalam instrumen yang terbukti dapat menghasilkan potensi keuntungan dan perlindungan nilai dalam jangka panjang. Fitur ini
sejalan dengan misi GajiGesa untuk memberdayakan kalangan dewasa muda, membantu mengamankan masa depan keuangan mereka, dan membuat pilihan investasi yang tepat.
Dengan misi membekali dan memberdayakan generasi muda dengan pengetahuan dan keterampilan yang penting untuk membuat keputusan keuangan pribadi yang bijaksana dan berbudaya investasi yang bijaksana, GajiGesa dapat memainkan peran penting dalam membebaskan 10,91 juta penerima pinjaman aktif dalam kelompok usia 19 hingga 34 tahun dari risiko utang yang mengintai.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News