kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Cuaca panas menerjang, Ini daerah dengan suhu tertinggi


Selasa, 22 Oktober 2019 / 16:56 WIB
Cuaca panas menerjang, Ini daerah dengan suhu tertinggi
ILUSTRASI. Seorang warga menggunakan payung saat cuaca terik di pedestrian Jalan Juanda, Kota Bekasi, Jawa Barat, Selasa (22/10/2019). Menurut BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) suhu udara Kota Bekasi yang mencapai 38 derajat celcius disebabkan kondi


Reporter: Titis Nurdiana | Editor: Titis Nurdiana

KONTAN.CO.ID -JAKARTA.  Jika Anda termasuk yang mengeluhkan cuaca panas, tak salah memang.  Dikutip dari kompas.com, hasil pengamatan beberapa stasiun oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geologi ( BMKG) menunjukkan bahwa suhu udara maksimum dapat mencapai 37 C sejak 19 Oktober.

Deputi Bidang Klimatologi BMKG R Mulyono Rahadi Prabowo, pada 20 Oktober 2019 mengatakan, ada tiga stasiun pengamatan BMKG di Sulawesi yang tercatat suhu maksimum tertinggi di Indonesia yakni Stasiun Meteorologi Hasanuddin (Makassar) pada 38,8 derajat celsius, kemudian Stasiun Klimatologi Maros 38,3 derajat celsius, dan Stasiun Meteorologi Sangia Ni Bandera 37,8 celsius.

“Suhu tersebut merupakan catatan suhu tertinggi dalam satu tahun terakhir di mana pada periode Oktober 2018 tercatat suhu maksimum mencapai 37 derajat celsius,” kata Mulyono di Jakarta, Selasa (22/10/2019).  

Sementara stasiun-stasiun meteorologi di Pulau Jawa hingga Nusa Tenggara mencatatkan suhu udara maksimum terukur berkisar 35-36,5 derajat celsius pada periode 19-20 Oktober 2019.

Berdasarkan persebaran suhu panas yang dominan di selatan Khatulistiwa, kata Mulyono, cuaca panas ini erat kaitannya dengan gerak semu matahari. "Pada September, matahari berada di sekitar wilayah Khatulistiwa dan akan terus bergerak ke belahan bumi selatan hingga Desember," tuturnya.

Maka, pada Oktober ini posisi semu matahari akan berada di sekitar wilayah Indonesia bagian selatan (Sulawesi Selatan, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan sebagainya). Kondisi ini menyebabkan radiasi matahari yang diterima oleh permukaan bumi di wilayah tersebut relatif menjadi lebih banyak sehingga akan meningkatkan suhu udara pada siang hari.

Selain itu  pantauan dalam dua hari terakhir, atmosfer di wilayah Indonesia bagian selatan relatif kering sehingga menghambat pertumbuhan awan yang bisa berfungsi menghalangi panas terik matahari. Minimnya tutupan awan ini mendukung pemanasan permukaan yang kemudian berdampak pada meningkatnya suhu udara.

Gerak semu matahari merupakan suatu siklus yang biasa dan terjadi setiap tahun sehingga potensi suhu udara panas seperti ini juga dapat berulang pada periode yang sama setiap tahunnya.

Dalam waktu sekitar satu minggu ke depan masih ada potensi suhu terik di sekitar wilayah Indonesia mengingat posisi semu matahari masih akan berlanjut ke selatan dan kondisi atmosfer yang masih cukup kering sehingga potensi awan yang bisa menghalangi terik matahari juga sangat kecil pertumbuhannya.

Halaman berikutnya: Awal musim hujan jatuh....




TERBARU

[X]
×