Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Ekspor minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) menjadi pendorong utama kinerja ekspor non-migas pada Mei 2013. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, pada Mei 2013 ekspor lemak dan minyak hewan/nabati Indonesia naik US$ 311,9 juta, dari US$ 1.400,4 juta pada April 2013 menjadi US$ 1.712,3 juta.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa, Sasmito Hadi Wibowo mengatakan, kinerja ekspor mengalami perbaikan, terutama didorong oleh kenaikan harga komoditas seperti CPO. Dia memprediksi harga CPO akan naik di kisaran 5%, sedangkan komoditas lain seperti kopi akan turun dan batubara stagnan.
Harga CPO memang menunjukkan tren kenaikan pada Mei 2013. Data Bloomberg di perdagangan Bursa Berjangka Malaysia untuk pengiriman Agustus 2013 menunjukkan, setelah berada pada titik terendah US$ 738,41 per metrik ton (MT) pada akhir April 2013, harga CPO naik hingga menyentuh titik tertinggi US$ 845,15 MT pada 27 Mei 2013. Harga bertahan hingga pertengahan Juni 2013 dan turun lagi di angka US$ 738,94 per MT pada 28 Juni 2013.
Kenaikan harga CPO tersebut mendorong nilai ekspor Indonesia pada Mei 2013 hingga mencapai US$ 16,07 miliar, naik 8,90% dibanding April 2013. Dari total ekspor tersebut, ekspor non-migas mencapai US$13,21 miliar, naik 7,28% dibanding April 2013.
Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Fadhil Hasan bilang, harga CPO naik pada Mei-Juni 2013 walau tidak signifikan. Kenaikan harga disebabkan berkurangnya stok CPO di Malaysia dan peningkatan permintaan dunia akibat kelangkaan minyak nabati lain, seperti minyak kedelai. "CPO sebagai minyak substitusi diburu para importir," katanya.
Data Gapki menunjukkan, volume ekspor CPO dan turunannya pada Mei 2013 mencapai 1,82 juta ton, naik 21,5% dibanding April 2013 sebesar 1,49 juta ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News