Sumber: covid19.go.id,Kompas.com | Editor: Adi Wikanto
KONTAN.CO.ID - Jakarta. Jumlah kasus Covid-19 di Indonesia pada 1 Februari 2022 semakin banyak. Bersamaan itu, kasus Covid-19 Omicron di Indonesia 1 Februari juga meningkat. Kenali gejala dan waktu yang tepat untuk tes Covid-19.
Penambahan kasus Covid-19 di Indonesia 1 Februari 2022 meningkat pesat dibandingkan beberapa hari sebelumnya. Diperkirakan, jumlah kasus Covid-19 di Indonesia akan terus meningkat hingga akhir Februari 2022.
Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, terdapat penambahan 16.021 kasus baru virus corona pada 1 Februari 2022. Dengan penambahan itu, hingga 1 Februari 2022 ada 4.369.391 kasus Covid-19 di Indonesia, terhitung sejak kasus pertama diumumkan pada 2 Maret 2020.
Kasus baru Covid-19 pada 1 Februari 2022 tersebar di 33 provinsi. DKI Jakarta menjadi wilayah yang mencatatkan penambahan kasus tertinggi yakni 6.391 kasus Covid-19 pada 1 Februari 2022 .
Penambahan 16.021 kasus Covid-19 pada 1 Februari 2022 ini menyebabkan angka kasus aktif virus corona di Indonesia naik hingga 12.753 kasus. Dengan demikian, total ada 81.349 kasus aktif Covid-19 pada 1 Februari 2022.
Baca Juga: Aturan Vaksin Booster Diperlonggar, Simak Cara Mencari Lokasi Vaksinasi Terdekat
Dilansir dari Kompas.com, jumlah kasus Covid-19 Omicron juga bertambah. Total ada 2.980 kasus Covid-19 varian Omicron di Indonesia pada 31 Januari 2022.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 1.601 kasus Covid-19 Omicron pada 31 Januari 2022 merupakan pelaku perjalanan dari luar negeri. Kemudian 1.039 kasus Covid-19 Omicron pada 31 Januari 2022 berasal dari transmisi lokal. "Total kasus Omicron mencapai 2.980, pelaku perjalanan dari luar negeri 1.601, transmisi lokal 1.039 dan masih dalam pemeriksaan epidemologi 340," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes Siti Nadia Tarmizi melalui pesan singkat, Senin (31/1/2022).
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memprediksi, varian Omicron di Indonesia kemungkinan sudah mendominasi kasus Covid-19 saat ini. Perbedaan data di lapangan dan Kemkes lantaran pemeriksaan Covid-19 Omicron membutuhkan metode yang berbeda dan lebih mahal.
Oleh karena itu, Menkes Budi Gunadi Sadikin meminta agar masyarakat mengetahui ciri-ciri dan gejala Covid-19 varian Omicron. Ini dilakukan sebagai upaya pencegahan dan penanganan secara dini, sehingga masyarakat bisa langsung isolasi mandiri.
Gejala umum Covid-19 Omicron mirip flu
Gejala Covid-19 Omicron umumnya hampir serupa dengan flu yang meliputi batuk, hidung berair, tenggorokan sedikit sakit, dan demam. Gejala Covid-19 Omicron ini jauh lebih ringan daripada varian Delta yang lebih kompleks, seperti kehilangan indera penciuman, indera perasa, demam tinggi, serta gangguan pencernaan.
Karena gejala yang mirip dengan flu biasa, Covid-19 Omicron seringkali menginfeksi tubuh seseorang tanpa orang itu sadari. Ketua Pokja Infeksi Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Erlina Burhan mengimbau masyarakat untuk tidak menganggap remeh jika sedang mengalami flu.
Ia mengatakan, flu yang memiliki gejala sangat mirip dengan Covid-19 adalah varian Omicron, seperti pilek atau hidung tersumbat disertai dengan batuk dan badan lemas.
Gejala Omicron sebabkan diare
Meski kebanyakan kasus Covid-19 Omicron tidak menyebab gangguan pencernaan seperti varian Delta, akan tetapi ada beberapa kasus infeksi Omicron yang melibatkan gejala gangguan pencernaan seperti diare. Selain itu, Anda juga harus waspada jika mengalami infeksi mata. Infeksi pada mata seperti mata merah dan gatal juga dapat menjadi gejala varian Omicron.
Meskipun menurut American Academy of Ophthalmology gejala Covid-19 Omicron ini sangat jarang terjadi. Mengutip dari Express.co.uk, selain gejala Covid-19 Omicron penyerta diare dan infeksi mata, waspadai juga jika Anda mengalami ruam dan gatal pada kulit, khususnya kaki, jari, mulut, dan lidah.
Meski gejala tersebut tidak bisa dipastikan 100 persen gejala varian Omicron, namun ruam yang muncul pada kulit memang bisa sebagai tanda reaksi sistem imun terhadap infeksi virus.
Gejala Covid-19 Omicron pada anak
Covid-19 varian Omicron juga dapat menyerang anak-anak. Gejala Covid-19 varian Omicron yang sering muncul pada anak adalah rasa lelah, sakit kepala, sakit tenggorokan, pilek dan bersin, demam, serta batuk.
Selain itu, terdapat pula beberapa gejala ringan yang mungkin menyertai infeksi Covid-19 pada anak seperti diare dan mual. Ada juga gejala parah Covid-19 Omicron yang dapat menyerang anak antara lain sesak napas, bibir menjadi biru, dan kejang.
Gejala Covid-19 Omicron setelah vaksin
Hampir semua pasien yang sudah mendapatkan dosis kedua vaksin menunjukkan gejala Covid-19 varian Omicron yang cukup ringan. Gejala ringan yang dimaksud adalah sakit tenggorokan, batuk, pilek, serta mudah lelah. Bahkan, beberapa orang tidak menunjukkan gejala apapun.
Melansir dari Newsweek, tidak ada pasien Omicron yang mengalami kesulitan bernapas atau napas pendek. Gejalanya hanya menimbulkan rasa tidak nyaman, tetapi tidak sampai menganggu seperti varian Covid-19 lain. Gejala varian omicron ini berlaku sama untuk orang yang sudah mendapatkan vaksin dosis kedtiga atau booster.
Kapan harus tes Covid-19?
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga mengimbau masyarakat yang memiliki gejala seperti terjangkit Covid-19 untuk segera memeriksakan diri. Sebab, varian Omicron umumnya memiliki gejala ringan, akan tetapi tetap memiliki risiko berat bahkan memicu kematian. "Walaupun gejala yang ditunjukkan umumnya ringan, tapi risiko untuk sakit berat bahkan kematian tetap ada," kata Juru Bicara Kemenkes RI Siti Nadia Tarmizi, dikutip dari Antara, pada Minggu (30/1/2022).
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Nadia untuk menjawab kecenderungan perilaku masyarakat yang bergejala, tetapi enggan melakukan tes di fasilitas kesehatan. Gejala Omicron yang terasa ringan tersebut, lanjut Nadia, dapat berujung sakit berat bahkan kematian bila tidak segera dilakukan penanganan. "Kita tetap mengimbau masyarakat untuk mengetahui lebih dini Omicron sehingga bisa mengisolasi diri dan menghindari gejala jadi berat," katanya.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyarankan pelaksanaan work from home atau bekerja dari rumah jika memang memungkinkan. Langkah ini perlu dilakukan untuk menghindari potensi tertular Covid-19 di tengah kenaikan kasus yang terus terjadi. "Di kantor-kantor kalau tidak terlalu perlu, mau WFH lebih baik. Lebih less risky. Kalau kita mau lebih berhati-hati karena kasusnya naik itu (melakukan WFH) lebih baik," kata Budi dalam sesi tanya jawab secara virtual bersama media dan tenaga kesehatan pada Kamis (27/1/2022).
Itulah perkembangan kasus Covid-19 dan Omicron hingga 1 Februari 2022 dan gejala yang harus diwaspadai. Mari menjalankan protokol kesehatan untuk mencegah penularan Covid-19 dan Omicron.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News