CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

China-Taiwan Memanas, Menkeu Sri Mulyani Khawatirkan Ini


Senin, 08 Agustus 2022 / 13:42 WIB
China-Taiwan Memanas, Menkeu Sri Mulyani Khawatirkan Ini
ILUSTRASI. Menteri Keuangan Sri Mulyani mulai mewaspadai ketegangan China dan Taiwan karena bisa menimbulkan proteksionisme perdagangan.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketegangan politik yang terus memanas antara China dan Taiwan dikhawatirkan akan menimbulkan risiko baru bagi perekonomian global. Menteri Keuangan Sri Mulyani bahkan mulai mewaspadai risiko tersebut, karena bisa menimbulkan proteksionisme perdagangan oleh negara-negara dunia seiring geopilitik global yang makin terpecah.

“Eskalasi yang luar biasa tentu akan menimbulkan kemungkinan dampak  dari sisi keamanan, tetapi juga  selalu dimensinya dari sisi politik ekonomi. Dengan dunia memiliki geopolitik yang luar biasa  besar maka seluruh dunia  merasa tidak aman,” tutur Sri Mulyani dalam acara  Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) Universitas Indonesia, Senin (8/8).

Dinamika politik yang terjadi ini turut mengancam perekonomian negara di dunia yang selama tiga dekade terakhir mulai membaik. Bahkan, Sri Mulyani mengatakan, hubungan dagang, investasi, lalu lintas manusia, arus modal dan arus informasi dan barang tidak banyak terdisrupsi selama puluhan tahun terakhir.

Baca Juga: APBN 2022 Cetak Surplus Rp 106,1 Triliun Hingga Juli 2022

Sehingga, ketegangan China dan Taiwan ini bisa mendorong banyak negara miskin semakin jatuh lagi, sehingga negara-negara tersebut harus meningkatkan ketahanan ekonominya agar tidak tergerus.

“Artinya proteksionisme kemungkinan akan semakin besar, blok akan semakin menguat. Hubungan investasi perdagangan tidak lagi berdasarkan kepada flow of  goods dan capital serta manusia yang bebas namun sudah diperhitungkan  dari sisi aspek geopolitik,” jelasnya.

Maka itu, Sri Mulyani mengatakan, Indonesia sebagai salah satu anggota Presidensi G20 dengan perekonomian terbesar, harus memahami konteks dan dampak dari geopolitik tersebut, sehingga bisa mengatasi risiko yang akan ditimbulkan nantinya.

Baca Juga: Ekonomi Kuartal II-2022 Mampu Tumbuh 5,44%, Ini Kata Sri Mulyani

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×