kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Ekonomi Kuartal II-2022 Mampu Tumbuh 5,44%, Ini Kata Sri Mulyani


Sabtu, 06 Agustus 2022 / 09:20 WIB
Ekonomi Kuartal II-2022 Mampu Tumbuh 5,44%, Ini Kata Sri Mulyani


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, perekonomian Indonesia di periode kuartal II-2022 tumbuh 5,44% yoy. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pertumbuhan ekonomi tersebut cukup membanggakan.

Sebab, membawa Indonesia menjadi salah satu negara yang pertumbuhannya baik dibanding negara lain, di tengah perekonomian global yang sedang mengalami tekanan.

“Kita lihat hari ini Indonesia relatif ada di posisi yang baik, mendapatkan pertumbuhan ekonomi 5,44% dengan inflasi yang relatif stabil,” tutur Sri Mulyani dalam Soft Launching Buku: Keeping Indonesia Safe from COVID 19 Pandemic, Jumat (8/5).

Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III-2022 Diprediksi Capai 5,8%, Ditopang Ekonomi Domestik

Menurutnya, pencapaian tersebut tidak lepas dari faktor dan kondisi permintaan (demand) dan supply yang tetap terjaga, serta inflasi yang tertahan berkat pemerintah memberikan bantuan subsidi kepada masyarakat.

Adapun inflasi yang terjadi di banyak negara didorong oleh kebijakan fiskal dan moneter sentral baik Amerika Serikat (AS) maupun Eropa yang sangat ekspansif, sehingga semakin menghambat supply yang memang sebelumnya sudah tergerus akibat pandemi Covid-19.  

Akibatnya, permintaan yang begitu banyak tidak bisa dipenuhi dan kemudian mengerek inflasi menjadi lebih tinggi lagi.

Selain itu, Sri Mulyani mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indoensia di kuartal II cukup bagus didorong oleh konsumsi rumah tangga dan juga ekspor,  meski ternyata konsumsi pemerintah mengalami kontraksi.

Konsumsi pemerintah yang terkontraksi dalam dua kuartal berturut-turut tersebut, bukan karena ukuran dari defisit anggaran yang mengecil, melainkan kemampuan untuk membelanjakan atau mengeluarkannya yang masih sangat terbatas.

Baca Juga: Ini Jurus Pemerintah untuk Capai Pertumbuhan Ekonomi 5,2% pada Tahun Ini

“Makanya kalau kita akan menambah belanja dengan kapasitas untuk dibelanjakan dan belanja berkualitas harus hati-hati. Sehingga kita tidak menggunakan fiskal yang ekspansi atau sembrono,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×