kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   18.000   1,19%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Chatib Basri ramal di tahun depan masyarakat masih perlu terapkan protokol kesehatan


Rabu, 02 Desember 2020 / 19:00 WIB
Chatib Basri ramal di tahun depan masyarakat masih perlu terapkan protokol kesehatan
ILUSTRASI. Chatib Basri sebut tidak mudah menyebarkan vaksin dengan jumlah yang divaksin di atas 100 juta satu tahun.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Vaksin untuk tangkal Covid-19 digadang bisa siap tahun 2021. Sembari menunggu kedatangan vaksin, menteri keuangan periode 2013 - 2014 tersebut meyakini kalau masyarakat tetap harus menerapkan protokol kesehatan.

“Kalau ada vaksin, ini akan memakan waktu sebelum akhirnya protokol kesehatan dicabut. Sepertinya, di 2021 kita masih menerapkan protokol kesehatan,” ujarnya, Rabu (2/12).

Namun, dengan sudah adanya vaksin pun belum pasti masalah yang dihadapi Indonesia berkurang. Hal ini disebabkan oleh pemerintah harus betul-betul berhasil dalam proses distribusinya.

Chatib melakukan hitungan dasar. Ia mengatakan kalau pemerintah menargetkan 102 juta vaksinasi. Dengan asumsi dalam satu tahun ada 365 hari, maka setidaknya 280.000 orang harus divaksinasi setiap harinya.

Baca Juga: Chatib Basri: Ekonomi Indonesia akan kembali ke zona positif pada kuartal I 2021

Dengan asumsi ada 10.000 pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) yang tersebar di Indonesia, maka itu berarti setidaknya ada 28 orang divaksin di setiap satu puskesmas.

Selain terkait masalah distribusi, secara tersirat, Chatib juga mengingatkan kalau pemerintah jangan kecolongan terkait dengan treatment yang harus diberikan pada vaksin. Mengingat, vaksin butuh temperatur tertentu.

“Nah, bagaimana ini didistribusi ke 10.000 puskesmas? Ini costly (membutuhkan biaya) dan kalau temperatur salah, bisa-bisa vaksin rusak,” tandasnya.

Selanjutnya: Chatib Basri masih yakin pola pemulihan ekonomi RI bisa swoosh shaped

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×