kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Cara tingkatkan konsumsi ikan ala KKP


Senin, 28 Agustus 2017 / 22:49 WIB


Reporter: Choirun Nisa | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - Konsumsi masyarakat Indonesia terhadap ikan masih terbilang rendah. Hingga kini, tingkat konsumsi ikan di Indonesia baru mencapai 41 kilogram (kg) per kapita per tahun di 2016.

Meski mengalami kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya yang berada di kisaran 37-38 kg per kapita per tahun, tetapi jumlah konsumsi ini pun masih lebih rendah dari negara lain seperti Malaysia (70 kg per kapita per tahun) dan Singapura (80 kg per kapita per tahun).

Jika dibandingkan dengan Jepang, maka Indonesia kalah jauh karena tingkat konsumsi Jepang mencapai 100 kg per kapita per tahun.

Menurut Direktur Perbenihan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Coco Kokartin Soetrisno mengatakan, pemerintah, dalam hal ini KKP, perlu melakukan pengenalan variasi makanan ikan kepada masyarakat sehingga masyarakat tertarik memakan ikan.

"Cara ini efektif dilakukan negara maju seperti Jepang dan Eropa untuk menarik masyarakatnya makan ikan dan konsumsi ikannya tinggi sekarang," ujar Coco pada Senin (28/8) di Hotel Anvaya, Nusa Dua.

Coco menjelaskan, di Eropa dan Jepang kini terdapat 15-20 varian makanan ikan. Ini berbanding terbalik dengan Indonesia yang meski memiliki banyak jenis ikan, tetapi minim pilihan varian ikan.

"Paling juga kembalinya ya ke pecel lele lagi saja. Itu enak, tapi kurang variatif," jelas Coco.

Ia menerangkan, cara membuat masyarakat banyak mengonsumsi ikan adalah dengan memperkenalkan variasi makanan dari ikan. Coco menuturkan, pengenalan makanan ini dimulai dari anak-anak di tingkat SD. Dari sekitar 12-15 varian makanan ikan, anak-anak diharuskan memilih 3-5 makanan yang disukai. Kemudian, lakukan hal serupa pada orang tua anak-anak SD tersebut.

"Nanti dilihat dari orangtua dan anak, pasti ada kecocokan makanan yang sama-sama disukai. Ini mungkin berlaku bagus di daerah pedesaan," ujar Coco.

Namun, Coco mengatakan, hal serupa tak dapat dilakukan bagi masyarakat perkotaan. Orang kota bisa dengan mudah diberikan preferensi masakan ikan dengan menggunakan teknologi seperti media sosial, ataupun mesin pencari. Kemudian, berdasarkan tingkat kesibukan orang kota, maka Coco menyarankan adanya pembuatan bumbu-bumbu ikan instan yang siap dijual di gerai-gerai toko.

"Kita adopsi bumbu dari Thailand dan Tiongkok. Minta bantuan pada UKM pengolahan ikan dan teknologi pengolahan bumbu untuk membuat bumbu instan. Jadi, ibu-ibu mudah memasak. Saya yakin, jika dipermudah seperti itu, maka banyak orang akan mau mengonsumsi ikan, apalagi dengan variasinya," tutur Coco.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×