Reporter: Ferry Saputra | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Data Global Food Security Index menunjukkan pencapaian ketahanan pangan Indonesia pada 2022 berada di posisi keempat. Masih tertinggal dari Singapura, Malaysia, dan Vietnam.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa mengatakan capaian ketahanan pangan Indonesia pada 2022 berada di angka 60,2. Adapun Singapura meraih skor 73,10, Malaysia sebesar 69,90, dan Vietnam 67,90.
"Angka itu juga masih jauh dari target RPJMN 69,8, berdasarkan baseline RPJMN 2019 capaian Indonesia 62,6," ucap dia saat raker bersama Komisi XI DPR RI, Rabu (5/4).
Lebih lanjut, Suharso menerangkan skor pola pangan harapan mencapai 92,9 dengan target RPJMN 2024 sebesar 95,2. Dia pun merasa optimistis target tersebut bisa tercapai jika melihat capaian 2022.
Dia kemudian menerangkan produksi ikan memperoleh 15,6 juta ton pada 2022 dengan target RPJMN 2024 sebesar 20,4 juta ton. Angka tersebut didapatkan berdasarkan ikan yang ditangkap secara terukur.
Baca Juga: Bappenas: Diperlukan Penurunan Stunting 3,8% per Tahun untuk Capai Target 2024
Terkait ketersediaan beras, pencapaian pada 2022 hanya sebesar 32,07juta ton yang mana masih di bawah target RPJMN 2024, yakni 46,8 juta ton. Sementara itu, baseline pada 2019 sebesar 38,4 juta ton.
"Kami berharap bisa mencapai target 46,8 juta ton," ujarnya.
Suharso juga menyampaikan pembangunan bendungan multiguna secara kumulatif pada 2022 mencapai 63 unit yang mana sesuai dengan target RPJMN 2024.
"Target 2024 sekitar 63 unit dan mudah-mudahan kami bisa menyelesaikan karena 38 unit sudah rampung dan 25 sedang on going atau dibangun," kata dia.
Selain itu, Suharso mengatakan pembangunan jaringan irigasi baru secara kumulatif memasang target tambahan 500.000 hektare pada 2024. Adapun pencapaiannya pada 2022 baru mencapai 125.240 hektare, sedangkan baseline pada 2015 sampai 2019 berhasil membangun jaringan irigasi baru sejumlah 1 juta hektare.
Berdasarkan sektor energi, porsi energi baru dan terbarukan (EBT) dalam bauran energi nasional sudah mencapai 12,3%. Angka itu terbilang masih jauh dari target 23%.
Sementara itu, jumlah sambungan jaringan gas untuk rumah tangga secara kumulatif sudah mencapai 1,1 juta sambungan atau sebesar 25% dari total target RPJMN 2024 sejumlah 4 juta sambungan.
Adapun kebutuhan atau konsumsi listrik per kapita juga masih di bawah target RPJMN 2024 sebesar 1.400 KWh. Pada 2022 hanya mencapai 1.173 KWh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News