kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Cadangan gas Indonesia masih berlimpah


Minggu, 06 April 2014 / 19:20 WIB
Cadangan gas Indonesia masih berlimpah
ILUSTRASI. Ilustrasi Pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia Jakarta./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/24/07/2018


Reporter: Syarifah Nur Aida | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan melansir sejumlah rekomendasi kebijakan untuk pengurangan subsidi energi, terutama Bahan Bakar Minyak (BBM) dan listrik.

Menurut BKF, paradigma kebijakan energi harus diubah dari dominasi BBM ke Bahan Bakar Nabati (BBN). Sementara Bahan Bakar Gas (BBG) tidak termasuk opsi yang direkomendasikan.

Mengutip data Kementerian Riset dan Teknologi, cadangan sumber energi gas diperkirakan hanya bertahan 42 tahun lagi. Saat ini, nilai cadangan gas alam Indonesia berada di kisaran 135 trillions of standard cubic feet (TSCF) dengan produksi sekitar 8.000 mmscfd/hari.

Direktur Eksekutif Research Institute for Mining and Energy Economics Pri Agung Rakhmanto menilai, gas tak jadi prioritas rekomendasi dalam kajian tersebut karena pasokan gas yang minim.

Pri mencontohkan, hampir 2/3 pasokan liquefied petroleum gas (LPG) di tanah air berasal dari impor. Belum lagi, Indonesia juga mengekspor gas. "Distribusi cadangan menjadi pasokan pun terganjal infrastruktur yang belum maksimal," ujarnya.

Terkait dorongan agar swasta lebih berperan dalam pembangunan infrastruktur pendukung gas, Pri menilai hal tersebut tak serta merta menjamin pasokan gas cukup untuk menjadi solusi pengurangan konsumsi BBM.

Sebab, pemerintah juga disebut belum menempatkan gas sebagai prioritas, meskipun Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menargetkan membangun 69 stasiun pengisian bahan bakar gas baru di 2014.

Pengamat migas Sammy Hamzah menilai, pernyataan cadangan gas yang hanya bisa bertahan selama 42 tahun tidak menunjukkan keadaan sebenarnya, karena hanya menggambarkan rasio cadangan dibagi produksi saat ini. Indonesia masih punya cadangan gas yang belum dieksplorasi dan masih ada di perut bumi.

Sammy menilai pemerintah memberikan informasi yang parsial mengingat data tersebut disajikan secara tidak selektif dan digunakan semata untuk menekan konsumsi BBM dalam rangka mengurangi subsidi. Cadangan yang disebut bukanlah harga mati. Pemerintah dinilai belum punya kemauan untuk meningkatkan minat investor untuk eksplorasi gas.

"Apapun pilihannya, apakah BBG atau BBN, itu tidak masalah asal proses distribusi dari cadangan menjadi pasokan dibuat lancar," tutup Sammy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×