Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID–JAKARTA. Sejumlah ekonom memperkirakan posisi cadangan devisa Indonesia pada Agustus 2025 akan menyusut atau lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya. Pada Juli 2025, cadangan devisa tercatat sebesar US$ 152 miliar.
Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual memperkirakan posisi cadangan devisa bulan Agustus 2025 bergerak di kisaran US$ 150 miliar sampai dengan US$ 152 miliar.
“Potensi penurunan terjadi karena kebutuhan pembayaran utang luar negeri serta intervensi Bank Indonesia di pasar valas,” jelasnya kepada Kontan, Minggu (7/9/2025).
Baca Juga: Cadangan Devisa Bank Sentral Dunia Berbentuk Emas Cetak Rekor, Melampaui US Treasury
Tak jauh beda, Chief Economist Bank Syariah Indonesia (BSI) Banjaran Surya Indrastomo juga memprediksi posisi cadangan devisa bulan Agustus 2025 akan menyusut atau lebih rendah dari bulan Juli sebelumnya.
Menurutnya, faktor utama yang memengaruhi pergerakan cadangan devisa Agustus antara lain pembayaran utang luar negeri pemerintah serta intervensi Bank Indonesia di pasar valas untuk meredam volatilitas rupiah di tengah gejolak politik domestik.
"Untuk Agustus, kami melihat potensi penyusutan terbatas, sejalan dengan dinamika pasar keuangan global dan kondisi domestik. Proyeksinya berkisar di rentang US$ 150 miliar sampai US$ 151 miliar," ungkapnya kepada Kontan, Minggu (7/9).
Meski nilainya menyusut dari bulan sebelumnya, Banjaran menyebut posisi Cadev tersebut tetap berada pada level yang cukup untuk membiayai lebih dari tiga bulan impor serta pembayaran utang luar negeri pemerintah, di atas standar kecukupan internasional.
Baca Juga: Tarif Impor AS Berlaku! Kinerja Ekspor RI Diramal Tertekan, Cadangan Devisa Turun?
Adapun sejumlah faktor yang dinilai dapat menjaga ketahanan cadangan devisa di bulan Agustus 2025, yakni surplus perdagangan Juli sebesar US$ 4,18 miliar, lebih tinggi dari ekspektasi konsensus pasar, yang menjadi penopang ketahanan cadangan devisa.
Dengan kata lain, menurutnya meski tekanan global dan kebutuhan pembayaran eksternal mengambil cadangan devisa, fundamental eksternal Indonesia dinilai masih cukup kuat.
"Ke depan, stabilitas rupiah, arah kebijakan The Fed, serta kelanjutan surplus neraca perdagangan akan menjadi penentu utama dinamika cadangan devisa," ungkap Banjaran.
Selanjutnya: Saham-Saham Lapis Kedua Terus Unjuk Gigi, Begini Rekomendasinya
Menarik Dibaca: Biar Lebih Aman, Begini Cara Cermat Memilih Mobil Bekas
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News