Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Prospek cadangan devisa (Cadev) Indonesia pada Mei 2025 diperkirakan mengalami penguatan, seiring meningkatnya aliran modal asing dan tetap kuatnya kinerja ekspor komoditas unggulan.
Selain itu dalam catatan Kontan, Rupiah menguat sekitar 2% sepanjang Mei 2025. Adapun rupiah di pasar spot menguat di level Rp 16.287 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis (5/6) siang Pukul 12.14 WIB.
Proyeksi cadev tersebut menyusul jadwal Bank Indonesia (BI) yang akan merilis data cadangan devisa RI per Mei 2025 pada pekan depan.
Baca Juga: Cadangan Devisa Turun, Ekonom: Perlu Sinergi Pemerintah dan Bank Indonesia
Sebelumnya Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir April 2025 sebesar US$ 152,47 miliar. Jumlah tersebut ambles US$ 4,62 miliar dibanding posisi pada akhir bulan Maret yang tercatat sebesar US$ 157,09 miliar.
Cadangan devisa ambles US$ 4,62 miliar dibanding posisi pada akhir bulan sebelumnya yang tercatat sebesar US$ 157,09 miliar.
Global Market Economist Maybank Indonesia, Myrdal Gunarto, menyampaikan bahwa posisi cadangan devisa kemungkinan mengarah ke level US$ 155,2 miliar. Ia menyebut penguatan ini didorong oleh derasnya arus masuk dana (inflow) di pasar obligasi serta meningkatnya kontribusi dari ekspor komoditas utama, yang disebut sebagai Threshold Plus.
"Threshold Plus, terutama dari komoditas seperti CPO dan batubara, kembali menjadi primadona di bulan Mei. Selain itu, produk olahan seperti nikel, karet, kendaraan, juga berkontribusi besar dalam menopang cadangan devisa kita," ujarnya kepada Kontan, Kamis (5/6).
Myrdal juga menyoroti meredanya ketegangan geopolitik global dibandingkan April lalu sebagai faktor pendukung yang mendorong arus masuk ke pasar keuangan dan kegiatan ekspor-impor. Namun, ia tetap mengingatkan akan sejumlah risiko yang masih perlu diwaspadai.
"Perkembangan perang dagang global, khususnya keputusan kebijakan Amerika Serikat terhadap Indonesia dan negara Asia lainnya, perlu dicermati karena bisa mempengaruhi aliran modal dan perdagangan," tambahnya.
Dari sisi kebijakan moneter global, Myrdal menekankan pentingnya mencermati arah suku bunga bank sentral AS (The Fed).
Baca Juga: Penurunan Cadangan Devisa Paling Tajam Kedua Dalam 5 Tahun Terakhir
"Jika The Fed memutuskan menunda penurunan suku bunga pada Juli, hal itu bisa berdampak terhadap nilai tukar rupiah, daya beli, hingga permintaan ekspor kita," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk (BCA), David Sumual, juga memproyeksikan cadangan devisa akan mengalami sedikit penguatan pada Mei 2025. Ia memperkirakan cadangan devisa berada pada kisaran US$ 150 miliar hingga US$ 152 miliar, seiring dengan aliran modal yang cukup kuat selama bulan Mei.
Namun, David mengingatkan perlunya kewaspadaan menjelang tenggat waktu perundingan tarif internasional, yang berpotensi menimbulkan volatilitas di pasar keuangan.
Sebagai informsi, cadangan devisa merupakan indikator penting untuk ketahanan eksternal suatu negara. Kuatnya cadangan devisa menunjukkan kemampuan pemerintah dan Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas nilai tukar dan mendukung perekonomian nasional di tengah dinamika global yang tidak menentu.
Selanjutnya: Prabowo Resmikan Groundbreaking 18 Gudang Polri dan Gudang Dryer Jagung di Kalbar
Menarik Dibaca: Stok Beras RI 4 Juta Ton, Pengamat: Genjot Produksi Dalam Negeri Sebelum Ekspor
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News