Reporter: Indra Khairuman | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Cadangan devisa Indonesia diperkirakan akan turun pada Februari 2025. Proyeksinya bulan ini cadangan devisa hanya akan mencapai kisaran US$ 150 miliar- US$ 153 miliar. Angka ini turun dari capaian Januari 2025 sebesar US$ 156,1 miliar.
Penurunan ini disebabkan oleh arus keluar modal asing yang signifikan dari pasar keuangan domestik, yang totalnya mencapai Rp 17 triliun sejak awal tahun (year to date/ytd).
Hosianna Evalita Situmorang, Ekonom dari Bank Danamon Indonesia, menjelaskan bahwa capital outflow ini terjadi karena sentimen global yang membuat investor cenderung menghindari risiko di tengah ketidakpastian eksternal.
“Pelemahan rupiah yang sempat menyentuh Rp 16.600 per dolar AS pada Februari lalu menjadi faktor utama yang memicu arus keluar modal,” ujar Hosianna kepada Kontan.co.id, Rabu (5/3).
Baca Juga: OJK: Kebijakan DHE SDA yang Baru Kerek Cadangan Devisa dan Menarik Minat Eksportir
Meski ekspor diprediksi tetap stabil, terdapat ada potensi peningkatan impor seiring dengan meningkatnya konsumsi domestik yang bersifat musiman pada kuartal pertama dan kedua pada 2025.
“Impor berpotensi meningkat, terutama menjelang Ramadan dan Idul fitri,” kata Hosianna.
Jika laju impor menjadi lebih cepat dibandingkan ekspor, hal ini dapat memberikan tekanan tambahan terhadap neraca transaksi berjalan. Meski disisi lain neraca perdagangan masih berpeluang mencatat surplus yang moderat.
Baca Juga: Cadangan Devisa Berpotensi Turun, Rupiah Melemah Imbas Ketidakpastian Ekonomi Global
Dalam proyeksi jangka pendek, Hosianna tetap optimis bahwa cadangan devisa dapat mengalami peningkatan sejalan dengan upaya pemerintah dan Bank Indonesia untuk menjaga stabilitas ekonomi.
“Dengan strategi pembiayaan yang tepat dan optimalisasi aliran devisa dari ekspor dan investasi, cadangan devisa diharapkan dapat terjaga,” tambahnya.
Di sisi lain, Hosianna memproyeksikan bahwa Bank Indonesia akan melakukan intervensi secara selektif di pasar valuta asing dengan menyesuaikan kebijakan moneternya untuk menarik kembali arus modal asing.Kemudian dari segi fiskal, penerbitan global bonds secara strategis dan upaya untuk menjaga surplus neraca perdagangan akan menjadi langkah penting dalam mendukung stabilitas cadangan devisa di masa mendatang.
Ditengah volatilitas global yang masih tinggi, implementasi kebijakan Devisa Hasil Ekspor (DHE) yang mulai berlaku pada 1 Maret 2025 diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap nilai tukar rupiah dan cadangan devisa Indonesia.
Selanjutnya: OJK Beri Sanksi pada 24 Multifinance dan 32 Fintech Lending per Februari 2025
Menarik Dibaca: Pelni Hadirkan Mudik Gratis Rute Sampit-Semarang, Begini Syarat dan Caranya!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News