Reporter: Siti Masitoh | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Posisi cadangan devisa Indonesia diperkirakan masih akan anjlok hingga semester I 2024.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai, terdapat beberapa faktor yang bisa membuat posisi cadangan devisa Indonesia terus menurun.
Faktor tersebut diantaranya, berbagai risiko perkembangan ekonomi global yang tidak menentu masih perlu diperhatikan hingga semester I 2024.
Ia menyebut, sentimen risk-off yang sedang berlangsung di tengah skenario higher-for-longer atau suku bunga di Amerika Serikat (AS) yang masih dipertahankan tinggi dalam waktu yang lebih lama, akan terus menghambat aliran masuk dana asing ke Indonesia.
Risiko tersebut lanjutnya, masih mengharuskan Bank Indonesia untuk menstabilkan nilai tukar Rupiah.
Baca Juga: Posisi Cadangan Devisa April 2024 Turun Menjadi U$S136,2 Miliar
Disamping itu, penurunan surplus perdagangan akibat normalisasi harga komoditas dan melemahnya perekonomian negara-negara mitra dagang utama, di samping permintaan domestik Indonesia yang masih cukup kuat, akan menimbulkan risiko pelebaran defisit transaksi berjalan.
Faktor musiman seperti pembayaran kupon dan dividen kepada non-residen, yang biasanya mencapai puncaknya pada kuartal kedua setiap tahun, juga berkontribusi pada pelebaran defisit transaksi berjalan.
“Semua faktor ini diperkirakan akan mengurangi cadangan devisa di semester I 2024,” tutur Josua dalam keterangan tertulisnya, Rabu (8/5).
Akan tetapi, pada semester II 2024, Josua melihat ada peluang meredanya risiko global. Ia memperkirakan The Fed akan menurunkan suku bunganya hanya satu kali pemangkasan tahun ini sebesar 25 basis poin (bps).
Dia menambahkan, potensi penurunan suku bunga The Fed dapat meningkatkan sentimen risk-on, sehingga berpotensi meningkatkan arus modal masuk ke Indonesia.
“Oleh karena itu, kami mengantisipasi sedikit peningkatan cadangan devisa menjelang akhir tahun 2024,” ungkapnya.
Josua memperkirakan, cadangan devisa pada akhir tahun 2024 akan turun menjadi sekitar US$ 140 hingga US$ 142 miliar pada akhir 2024, turun dari posisi akhir 2023 yang sebesar US$ 146,4 miliar.
“Oleh karena itu, kami mengantisipasi nilai tukar Rupiah akan berkisar antara Rp15.800 - 16.200 per dollar pada akhir tahun 2024, terdepresiasi dari Rp15.397 per dollar pada akhir tahun 2023,” harap Josua.
Sebagai informasi, posisi cadangan devisa turun pada April 2024. Bank Indonesia (BI) melaporkan, posisi cadangan devisa periode tersebut mencapai U$S 136,2 miliar, turun dibandingkan posisi Maret yang sebesar U$S 140,4 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News