Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Agung Jatmiko
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mencatat defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) kuartal II-2018 sebesar US$ 8 miliar atau 3,0% dari PDB, lebih tinggi dibandingkan dengan kuartal sebelumnya sebesar US$ 5,7 miliar atau 2,2% dari PDB maupun kuartal II 2017 yang 1,9% dari PDB.
Jika diakumulasikan, sepanjang paruh pertama tahun ini defisit transaksi berjalan Indonesia mencapai 2,6% terhadap PDB. Angka ini masih di batas aman karena tak melebihi 3% terhadap PDB.
Direktur Eksekutif Kepala Departemen Statistik BI Yati Kurniati mengatakan, CAD yang mencapai 3% di kuartal II-2018 itu sudah disadari baik oleh BI maupun pemerintah sebagai sebuah alarm.
"Untuk itu kami BI dan pemerintah sekarang sudah aware, sudah alarm, sehingga bersama-sama koordinasi untuk jaga CAD ini lebih terkendali," ujar Yati di Gedung BI, Jakarta, Jumat (10/8).
Meski begitu, hingga akhir tahun ini, BI memprediksi CAD tetap terjaga di bawah 3% terhadap PDB.
“Upaya kami termasuk juga meningkatkan sumber devisa. Yang di depan mata ada pariwisata supaya dikelola dengan baik supaya tahun ini juga neraca jasa surplus karena kita ada potensi untuk itu,” jelasnya.
Adapun saat ini sumber devisa masih berasal dari kegiatan ekspor, penyelenggara jasa, pendapatan dan investasi, serta pariwisata.
Ia menjelaskan, defisit transaksi berjalan sendiri terutama dipengaruhi peningkatan impor nonmigas, khususnya kontribusi dari pertumbuhan impor bahan baku dan impor barang modal yang tinggi yang masing-masing 12,4% dan 6,5% terhadap total pertumbuhan impor non migas yang sebesar 23,5%.
“Ini sebagai dampak dari kegiatan produksi dan investasi yang terus meningkat. Sementara, kontribusi pertumbuhan impor barang konsumsi hanya sebesar 2,5%,” ucapnya.
Ia menyebut, sebagian besar komoditas utama impor nonmigas merupakan komponen bahan baku dan/barang modal yang diperlukan dalam pembangunan infrastruktur dan industri.
Meski demikian, di sisi lain ekspor nonmigas kuartal II-2018 meningkat didukung oleh pertumbuhan ekspor produk primer dan manufaktur. Ekspor non migas tumbuh 9,9% year on year (yoy) di kuartal II-2018, terutama ditunjang oleh pertumbuhan ekspor produk produk primer dan manufaktur yang juga mengalami peningkatan harga ekspor.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News