Sumber: Warta Kota | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Keberadaan bus tingkat pariwisata diperkirakan bakal jadi perhatian masyarakat DKI Jakarta. Selain desain eksteriornya yang dominan ungu dengan gambar tugu Monas, ondel- ondel, Kota tua, dan sejumlah ikon Jakarta itu memiliki kabin cukup nyaman.
Pada badan bus, terdapat dua pintu, yakni pintu depan dan pintu tengah lebar yang bisa dibuka secara otomatis oleh sopir.
Dek yang rendah tidak membuat penumpang kesulitan naik. Pasalnya, jarak dari tanah ke lantai dek hanya sekitar 40 centimeter.
Bus yang memiliki dimensi tinggi 4,2 meter, lebar 2,5 meter, dan panjang 11,8 meter ini dapat mengangkut 60 orang yang terdiri dari 20 di kabin bawah dan 40 di kabin atas.
“Juga ada dua tempat khusus Difabel,” ujar Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta Arie Budhiman, Rabu(15/1/2014).
Atas pertimbangan cuaca dan polusi di Jakarta, bus itu tidak beratap terbuka seperti layaknya Double Decker berwarna merah di kota London, Inggris.
Pada kabin bawah, terdapat dua baris kursi berbahan serat kaca (fiberglass) berwarna putih yang dipadukan bahan kain berwarna biru.
Lantainya juga berupa matras berwarna biru. Alat pemadam api ringan (apar) juga disediakan di bagian belakang kabin.
Kaca-kaca lebar berada di kiri kanan bus, dengan pilar yang tipis untuk mengakomodir pandangan.
Di samping tangga menuju kabin atas juga terdapat dudukan untuk tempat sampah. Pada kabin atas, terdapat dua baris bangku yang pada masing-masing deret terdapat dua bangku.
DI bagian depannya, terdapat besi pegangan tangan dari bahan stainless steel. Bahkan pada kaca depan di kabin atas juga terdapat wiper atau pengelap kaca.
"Tiap bus ada tour guide yang akan menjelaskan daerah-daerah yang dilewati bus itu. Pemandu wisata, kami ambil dari Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI). Mereka sudah dibekali kemampuan bahasa asing dan informasi baik tentang Jakarta," ujar Arie.
Untuk menggunakan fasilitas ini, Disparbud DKI masih membahas mekanismenya, warga maupun turis bisa sulit untuk menggunakan fasilitas ini dengan tiket, atau tanpa tiket.
"Kita memang awalnya merencanakan pakai tiket meskipun gratis, penumpang dapat mengambil tiket bus secara gratis di sejumlah titik wisata, misalnya, sejumlah hotel, Bandara Soekarno-Hatta, Bandara Halim Perdanakusuma, dan di pusat-pusat perbelanjaan, tiket dibuat sebagai bagian promosi," tuturnya.
Namun setelah dibahas bersama Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, akhirnya sistem tiket tidak diberlakukan untuk tahap awal.
Bus ini direncanakan akan melalui rute Blok-M, Bundaran HI, Museum Tekstil, Monas, Gedung Kesenian Jakarta, dan Kota Tua dengan jam operasi pukul 07.00- 21.00 WIB. (Ahmad Sabran)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News