kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bupati Probolinggo terseret kasus suap, Sri Mulyani posting ini di Instagram


Minggu, 05 September 2021 / 20:21 WIB
Bupati Probolinggo terseret kasus suap, Sri Mulyani posting ini di Instagram
ILUSTRASI. Bupati Probolinggo terjerat kasus suap, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati posting alokasi dana transfer pusat ke Probolinggo.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa hari terakhir terkuak kasus korupsi di Kabupaten Probolinggo, terkait suap jabatan kades ke Bupati Probolinggo Puput Tantriana bersama suaminya Hasan Aminudin. 

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati ikut angkat bicara soal kasus ini. Ia mengatakan, korupsi adalah ancaman yang sangat serius dalam mencapai tujuan Indonesia. 

“Korupsi adalah musuh utama dan musuh bersama dalam mencapai tujuan mencapai kemakmurah yang berkeadilan,” tulis Sri Mulyani dalam laman Instagram resminya, @smindrawati seperti dikutip Minggu (5/9). 

Sri Mulyani kemudian membeberkan dana yang sudah diberikan pemerintah pusat kepada perkembangan kabupaten Probolinggo. 

Baca Juga: Sri Mulyani tegaskan kolaborasi global penting untuk hadapi pandemi

Dana transfer ke daerah dan dana desa (TKDD) Kabupaten Probolinggo naik cukup signifikan, dari tahun 2012 yang hanya dari Rp 959,7 miliar menjadi Rp 1,9 triliun pada tahun 2019. 

Pada tahun 2020, alokasi TKDD tercatat Rp 1,85 triliun dan pada tahun 2021 juga tetap sebesar Rp 1,85 triliun. “Hingga total alokasi TKDD dari 2012 hingga 2021 adalah sebesar Rp 15,2 triliun,” tambahnya. 

Total dana desa yang mengalir ke Probolinggo sejak 2015 hingga 2021 mencapai Rp 2,15 triliun untuk 325 desa. Masing-masing desa rata-rata mendapat Rp 291 juta pada tahun 2015 dan pada tahun 2021 naik 3,5 kali menjadi Rp 1,32 miliar. 

Sayangnya, dari anggaran yang terus mengalir, penggunaan TKDD ini tidak maksimal. Pasalnya, masih banyak anak usia di bawah 2 tahun yang mengalami kurang gizi (stunting). Pada tahun 2015, tercatat 21,99% dan pada tahun 2019 naik menjadi 34,04%. Dalam artinya, 3,5 dari 10 anak masih kurang gizi. 

Pengangguran terbuka di Probolinggo pada tahun 2015 tercatat 2,89%. Pada tahun 2021 malah naik menjadi 4,86%. Tingkat kemiskinan memang turun dari 20,98% pada 2015 menjadi 18,61% pada tahun 2020. “Tapi, tetap saja hampir satu dari 5 penduduk di Probolinggo masih miskin,” kata Sri Mulyani. 

Selanjutnya: Bupati Probolinggo dan suaminya terjaring OTT KPK, langsung diterbangkan ke Jakarta

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×