Reporter: Ratih Waseso | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perum Bulog memastikan akan memaksimalkan penyerapan beras untuk cadangan beras pemerintah (CBP).
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Perum Bulog Tomy Wijaya mengatakan, saat ini pihaknya sedang sangat gencar menyerap hasil panen petani yang masih ada panen (panen gadu).
Dengan adanya tambahan fleksibilitas harga beli beras menjadi Rp 8.800 per kilogram dari sebelumnya Rp 8.300 per kilogram. Tomy mengatakan, harapannya Bulog dapat melakukan serapan secara maksimal di daerah yang ada panen.
Baca Juga: Pemerintah Buka Peluang Bulog Impor Kedelai
"Kalau dari sisi Bulog akan maksimal melakukan penyerapan," kata Tomy kepada Kontan.co.id, Rabu (12/11).
Sebelumnya Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyampaikan stok beras di Bulog saat ini ada di kisaran 800.000 ton. Dari jumlah tersebut Badan Pangan Nasional meminta Bulog untuk dapat meningkatkan serapan hingga 1,2 juta ton sampai Desember nanti.
Namun, Guru Besar Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) yang juga Ketua Umum Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia (AB2TI) Dwi Andreas Santosa memperkirakan target 1,2 juta ton CBP di akhir tahun tak dapat tercapai.
Ia menilai fleksibilitas harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani menjadi Rp 4.450 per kilogram, gabah kering giling (GKG) di tingkat penggilingan Rp 5.550 per kilogram, gabah kering giling (GKG) di gudang Bulog Rp 5.650 per kilogram dan harga beras di gudang Bulog Rp 8.800 per kilogram belum bisa membantu serapan 1,2 juta ton tercapai di akhir tahun ini.
"Itu tidak akan dapat gabah ataupun beras karena gabah saat ini di tingkat usaha tani ini GKP itu Juli Rp 4.783, kemudian Agustus Rp 5.057 dan di September kemarin sudah Rp 5.288 itu hasil survei AB2TI di sentra padi," imbuhnya.
Ia melanjutkan, berdasarkan informasi di jaringan tani AB2TI beberapa tempat bahkan harga gabah sudah di atas Rp 6.000 misalnya di Indramayu. Meski demikian kini harga tertekan lagi karena panen saat hujan.
Baca Juga: Pengamat Berharap Penugasan Cadangan Pangan Bisa Dibagi Rata antara BUMN dan Swasta
"Tapi karena kadar airnya tinggi jadi tidak sesuai dengan spek Bulog. Mungkin yang masih gabah basah itu paling tidak Rp 5.000, jadi tetap saja dengan relaksasi yang ditetapkan pemerintah tidak akan bisa terus menyerap," ungkapnya.
Stok CBP Bulog saat ini juga diperkirakan Dwi sudah di bawah 800.000 ton. Ia sudah lama mewanti-wanti pemerintah untuk berhati-hati. Pasalnya dalam 3 tahun ini produksi padi nasional turun rata-rata 2,7% per tahun.
Dwi mengatakan, seharusnya Bulog dapat memaksimalkan penyerapan saat panen raya di pertengahan tahun lalu. Di mana saat itu harga gabah berada di bawah harga pokok produksi (HPP). Menurutnya posisi CBP yang aman ialah berada di angka 1,5 juta ton bukan 1,2 juta ton.
"Harga gabah kering panen di panen raya itu dari Maret, April, Mei, Juni di bawah Rp4.200 di bawah HPP, seharusnya pada saat itu Bulog menyerap besar-besaran tapi tidak dilakukan," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News