Reporter: Abdul Basith | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perum Bulog akan menjadi penyalur seluruh beras dalam program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Tugas ini akan dimulai pada 1 September 2019 mendatang. Ketentuan tersebut telah resmi setelah ada penandatanganan kesepakatan dengan Kementerian Sosial (Kemsos).
"Mulai 1 September otomatis kami yang menyuplai BPNT," ujar Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso saat menghadiri upacara peringatan Proklamasi Kemerdekaan di Istana Negara, Sabtu (17/8).
Bulog akan menjual beras premium dan medium untuk BPNT. Penjualan beras medium dilakukan mengingat banyak masyarakat yang lebih memilih kuantitas dibandingkan dengan kualitas.
Baca Juga: Bulog: Lewati batas aman, Indonesia tak perlu impor beras hingga 2020
Adanya beras medium membuat warga bisa mendapatkan jatah beras lebih. Bahkan pria yang akrab disapa Buwas tersebut bilang, perbedaan beras yang didapat masyarakat bisa dua kali lipat.
Bulog menjual beras medium sesuai ketentuan pemerintah sebesar Rp 8.100 per kilogram (kg). Bila dijual sampai di pasar, harga jual beras medium Bulog menjadi Rp 8.600 per kg.
"Dengan Rp 86.000 dia bisa mendapat 10 kg, mereka sebenarnya menginginkan jumlah berasnya bukan premium atau medium " terang Buwas.
Ditetapkannya Bulog menjadi penyalur beras BPNT akan menyelesaikan masalah sirkulasi Bulog. Sebelumnya Bulog terancam tak bisa menyalurkan beras yang dimiliki bila BPNT dimulai.
Baca Juga: Musim kemarau tiba, Bulog jamin stok beras sampai akhir tahun
Hal itu dikarenakan Bulog kehilangan program beras sejahtera (rastra) untuk menyalurkan berasnya. Per tanggal 1 September besok, Buwas bilang, program rastra sudah tidak ada dan 100% beralih ke BPNT.
Saat ini stok beras Bulog sekitar 2,5 juta ton. Angka tersebut masih akan bertambah mengingat Bulog masih akan menyerap sekitar 800.000 ton lagi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News