Reporter: Uji Agung Santosa | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Bulog meminta pemerintah membebaskan ekspor beras aromatik dan organik. Upaya itu diharapkan mampu mengenjot produksi ke dua komoditas padi tersebut, terutama karena besarnya pangsa pasar baik ekspor maupun konsumsi domestik.
Direktur Utama Perum Bulog Mustafa Abubakar, mengatakan, peningkatan produksi beras aromatik lebih mudah karena secara perawatan dan umur sama dengan beras medium IR 4. Menurutnya, saat ini selain kebutuhan luar negeri untuk jenis beras aromatik masih sangat tinggi.
Bahkan untuk kebutuhan konsumsi di dalam negeri juga banyak yang diisi dari impor. "Beras aromatik yang dijual di supermarket dan hotel banyak yang diisi dari impor Thailand. Kita sangat tertarik untuk terlibat dalam on farm-nya," kata Mustafa di Jakarta, hari ini.
Bahkan, menurutnya, jika kuota ekspor beras premium khususnya aromatik tahun 2009 diperpanjang dari batas waktu akhir Juni ke akhir tahun 2009, maka akan banyak kuota yang terisi.
"Untuk ekspor beras premium telah dibuka 100.000 ton dan baru terisi 10.000 ton ditambah 18 ton ekspor beras organik. Kami masih optimistis stok tersedia, meski penambahan lahan baru tak sebesar yang diharapkan," kata Mustafa. Ia menambahkan, harga beras aromatik bisa bersaing dengan harga beras dari Thailand dan Vietnam.
Untuk pelaksanaan ekspor beras aromatik, ia menyarankan bisa dilakukan oleh pihak swasta karena ekspor belum bisa dilakukan secara besar-besaran. "Jika dilakukan Bulog, maka seperti menembak burung dengan meriam. Jika swasta sudah tidak sanggup lagi dan produksi sudah besar-besaran, maka Bulog siap masuk," katanya.
Namun, Mustafa meminta, untuk ekspor beras medium jangan sampai diserahkan ke pihak luar Bulog atau swasta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News