kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.704.000   25.000   1,49%
  • USD/IDR 16.459   26,00   0,16%
  • IDX 6.390   -129,42   -1,99%
  • KOMPAS100 928   -21,66   -2,28%
  • LQ45 726   -11,44   -1,55%
  • ISSI 197   -5,42   -2,68%
  • IDX30 378   -4,40   -1,15%
  • IDXHIDIV20 454   -7,40   -1,60%
  • IDX80 105   -2,07   -1,92%
  • IDXV30 108   -2,23   -2,02%
  • IDXQ30 124   -1,10   -0,88%

BPS: Tidak impor sapi pun tidak menjadi masalah


Kamis, 07 Juli 2011 / 18:33 WIB
ILUSTRASI. Petugas keamanan melintas di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (25/9/2020). IHSG kembali bangkit setelah empat hari berturut-turut berada di zona merah dengan ditutup menguat 103,03 poin atau


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Rusman Heriawan menegaskan bahwa sebenarnya jika pemerintah tidak mengimpor sapi untuk kebutuhan daging dalam negeri tidak menjadikan persoalan. Pasalnya sumber daya sapi dalam negeri terbilang sudah mencukupi.

"Suplai sapi dalam negeri bisa diartikan mencapai 90%. Ini tingkat konsumsi yang aman tidak akan terjadi kekacauan jika daging sapi tidak ada," katanya di kantor Presiden, Kamis (7/7).

Merujuk hasil perhitungan sementara sensus ternak, BPS mencatat jumlah sapi potong ada 14,43 juta, kerbau ada 1,27 juta, dan sapi perah ada 574 ribu. Sehingga berdasarkan jumlah itu, potensi menghasilkan dari sekitar 16,3 juta. "Berdasarkan hitungan ini menambah keyakinan soal swasembada," katanya.

Menurut Rusman, jika diartikan swasembada itu mampu memenuhi kebutuhan sendiri 100%. Indonesia saat ini sudah 90% dan tinggal 10%. Meski demikian, Rusman mengungkapkan dalam jangka pendek masih perlu mendatangkan sapi dari luar negeri. "Ini untuk memenuhi 10% tersebut," katanya.

Ia pun menyinggung dengan langkah pemerintah Australia yang akhirnya membuka pintu impor sapi kembali. Sebenarnya dalam jangka pede justru merugikan lantaran suplai dari dalam negeri akan berkurang diserap pasar.

Dirinya memastikan bahwa kalau dilihat secara data bahwa kemampuan dalam negeri memenuhi kebutuhan daging sangat bisa. Terlebih tingkat konsumsi daging masyarakat yang relatif sedikit yakni kurang dari 2 kilo per orang dalam satu tahunnya.

Hal yang menjadi kendala saat ini soal distribusi yakni mempertemukan suplai daging dengan pembeli. "Ini yang masih menjadi kendala soal distribusinya," tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×