kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BPS ramalkan inflasi Maret naik tapi tidak tinggi


Rabu, 28 Maret 2012 / 14:11 WIB
BPS ramalkan inflasi Maret naik tapi tidak tinggi
ILUSTRASI. CDS credit default swap risiko berinvestasi di Indonesia meningkat turun


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Edy Can

JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan inflasi Maret ini masih cukup rendah. Kepala BPS Suryamin beralasan, harga beberapa komoditas tidak mengalami perubahan drastis kendati ada rencana menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) per 1 April mendatang.

Suryamin mengatakan, ada kenaikan laju inflasi namun tidak terlalu tinggi. “Sampai kemarin ini belum ada menunjukkan perubahan yang drastis. Ada kenaikan, tetapi belum telihat secara drastis,’ tandasnya, Rabu (28/3).

Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengakui, ada kenaikan harga bahan pokok dalam tiga bulan belakangan ini. Cuma, dia menilai kenaikan harga itu bukan terpicu oleh kebijakan pemerintah yang bakal mengerek harga BBM subsidi.

Menurutnya, kenaikan harga bahan pokok itu karena faktor pasokan yang terlambat akibat cuaca memburuk. Sebaliknya, Hatta mengatakan, ada juga beberapa bahan pangan yang harganya turun. Mengutip laporan BPS yang diserahkan ke Kementerian Perekonomian, Hatta menyebutkan beberapa bahan pokok yang harganya turun diantaranya beras, daging ayam, telur ayam, kedelai dan ikan bandeng.

Rinciannya, harga beras umum turun sebesar 1,12% dibandingkan bulan lalu. Sementara beras murah turun 1,23%, daging ayam turun sebesar 6,47%, telur ayam turun 5,16%, kedelai turun 0,17% dan ikan bandeng turun 5,02%. “Jadi berdasarkan month of month ini sudah turun. Jadi kalau dibilang harga naik karena kekhawatiran soal BBM itu tidak seluruhnya benar,” ungkap Hatta.

Sedangkan harga bahan pokok yang naik diantaranya cabai merah dan cabai rawit. Harga cabai rawit melonjak 39,66% dan cabai merah naik 16,88% dibandingkan bulan lalu.

Alhasil Hatta yakin bisa mengendalikan inflasi dibawah 6,8% hingga akhir 2012 ini kendati ada kenaikan harga BBM subsidi. Salah satunya dengan menetapkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) beras yang lebih tinggi dari sebelumnya.

Namun, Ekonom Centre for Strategic and Development Studies (CSIS) bidang Perdagangan dan Industri Haryo Aswicahyono mengatakan, dari sisi eksternal, tidak ada kejadian yang menyebabkan jumlah pasokan turun. Haryo lebih sepakat kalau kenaikan harga barang beberapa waktu ini disebabkan karena ekspektasi inflasi karena kenaikan harga BBM. “Tidak ada kejadian yang menunjukkan pasaokan akan turun seperti kondisi cuaca dan sebagainya. Jadi pasokan tidak terlalu berpengaruh. Naiknya harga ya karena orang khawatir BBM naik,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×