Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Edy Can
JAKARTA. Iklim bisnis di Indonesia selama kuartal III/2011 lalu terus membaik. Ekonomi yang stabil menjadi alasan para pengusaha menilai kondisi bisnis di Indonesia terus membaik. Tapi tetap harus dicermati, karena di akhir tahun diprediksi indeks tendensi bisnis (ITB) kemungkinan akan sedikit menurun.
Hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, ITB pada kuartal III-2011 mencapai 107,86. Tingkat optimisme pelaku bisnis ini lebih tinggi dibandingkan dengan kuartal II-2011 yang memiliki nilai ITB sebesar 105,75. Hal ini mengindikasikan kondisi bisnis pada kuartal III secara umum meningkat.
"Meski kondisi global tengah bergejolak, optimisme para pebisnis tetap tinggi," ujar Deputi Neraca dan Analisis Statistik BPS, Slamet Sutomo, Senin (7/11).
Survei ITB ini dilakukan setiap kuartal dengan jumlah sampel 2.000 perusahaan berskala besar dan sedang di beberapa kota besar. Menurut Slamet, peningkatan kondisi bisnis ini terjadi di semua sektor perekonomian, terutama pengangkutan dan komunikasi dengan nilai ITB sebesar 112,85.
Sementara sektor pertambangan mengalami peningkatan bisnis terendah dengan nilai ITB sebesar 105,13. "Tendensinya meningkat terus, kondisi ini mirip dengan tahun 2010. Tetapi lebih bagus di 2011 apalagi dibandingkan tahun 2009, khususnya transportasi," ujar Slamet.
Peningkatan kondisi bisnis ini terjadi karena adanya peningkatan pendapatan usaha, penggunaan kapasitas produksi, dan rata-rata jam kerja. Aktivitas impor juga mengalami peningkatan, khususnya impor barang modal, mesin dan peralatan untuk meningkatkan kapasitas produksi.
Sehingga, berdampak pada peningkatan kapasitas usaha. "Penggunaan kapasitas produksi ini menjadi faktor yang paling berperan karena memiliki nilai indeks terbesar yakni 110,43," ujar Slamet.
Tapi BPS memperkirakan, nilai ITB pada kuartal IV/2011 akan turun menjadi 105,60. Meski turun, tapi iklim bisnis di dalam negeri masih tetap positif. Di kuartal terakhir ini, faktor yang masih bisa mengerek ITB antara lain meningkatnya order dari luar negeri, harga jual, dan order dari dalam negeri.
Sektor konstruksi kami perkirakan mengalami peningkatan bisnis paling tinggi. "Ini karena pembangunan infrastruktur dan properti meningkat," kata Slamet.
Sementara itu, sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan diperkirakan mengalami peningkatan kondisi bisnis terendah.
Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat mengakui optimisme pengusaha terhadap kondisi bisnis di Indonesia memang tengah meningkat. Peningkatan optimisme itu lebih dipengaruhi kondisi fundamental perekonomian Indonesia yang relatif stabil kendati ancaman krisis dunia mengintai. "Indikasinya, pengusaha tetap percaya berinvestasi di Indonesia," ungkapnya.
Namun, menurutnya, peningkatan optimisme pelaku bisnis ini hanya terjadi sektor-sektor primer yang tidak terkena dampak krisis global. "Kalau industri yang terkena dampak krisis, pastinya indeksnya rendah," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News