kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

BPS: Harga pertamax Rp 8.000 lebih, inflasi makin besar


Rabu, 09 Maret 2011 / 10:01 WIB
BPS: Harga pertamax Rp 8.000 lebih, inflasi makin besar
ILUSTRASI. Rokok Gudang Garam (GGRM). KONTAN/Cheppy A. Muchlis/20/06/2019


Reporter: Irma Yani | Editor: Edy Can

JAKARTA. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Rusman Heriawan mengatakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi jenis pertamax lebih dari Rp 8.000 berpotensi menyumbang inflasi. Dia meminta pemerintah segera mengantisipasi kenaikan harga pertamax tersebut.

"Tentu kalau pertamax lebih besar dari harga sekarang Rp 8.800 per liter, itu akan menimbulkan inflasi besar," ucapnya, saat ditemui di Kantor Menko Perekonomian, Rabu (9/3).

Menurut Rusman, jika harga pertamax terlalu tinggi maka orang akan beralih ke premium yang harganya lebih murah. Nah, menurutnya, perpindahan ini bakal menimbulkan tekanan inflasi.

Namun, ia mengaku belum bisa memaparkan berapa besar perkiraan sumbangsihnya terhadap inflasi." Tapi kita lihat dulu, saya belum punya hitungannya," tandasnya.

Per 1 Maret lalu, harga pertamax sudah sebesar Rp 8.100 per liter. Sebelumnya, tim akademis pengkaji dampak pembatasan bahan bakar minyak (BBM) subsidi menyarankan, pemerintah menahan harga pertamax pada level Rp 8.000 per liter.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×