Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada April 2020 sebesar 0,08% mom. Angka ini turun tipis dari inflasi Maret 2020 yang sebesar 0,10% mom.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, pergerakan inflasi ini tidak biasa. Kalau dibandingkan dengan pola-pola tahun sebelumnya, saat Ramadan inflasi meningkat. Tahun ini inflasi menjelang Ramadan justru melambat.
Baca Juga: Harga ayam broiler mulai menanjak, tapi peternak masih tuntut ini
Ekonom Bank Danamon Wisnu Wardhana sependapat dengan BPS. Menurutnya, pola inflasi memang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, terlebih menjelang bulan puasa.
"Kalau dilihat, tertahannya inflasi ini dikontribusi oleh penurunan harga transportasi udara serta tarif telepon seluler," kata Wisnu kepada Kontan.co.id, Senin (4/5)
Dengan melihat pola tersebut, Wisnu melihat bahwa inflasi di sepanjang tahun 2020 ini bisa rendah dan terkendali. Bahkan, inflasi secara keseluruhan bisa di bawah 3% yoy meski masih mengandung risiko.
Baca Juga: Ini 10 kota dengan kenaikan harga emas tertinggi
Risiko yang dimaksud adalah adanya potensi distorsi pasokan makanan karena langkah yang diambil oleh pemerintah untuk menahan penyebaran Covid-19 yang lebih masif, yaitu dengan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Namun, risiko ini rupanya terhambat dengan kondisi global seperti jatuhnya harga komoditas energi.
Baca Juga: BPS catat inflasi April sebesar 0,08%
Lebih lanjut, Wisnu yakin bahwa kondisi inflasi ini bukan menjadi faktor penghambat Bank Indonesia (BI) dalam melancarkan kebijakan. Menurutnya, bank sentral masih akan terus berjalan sambil menggelontorkan kebijakan yang akomodatif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News