kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.197   -17,00   -0,11%
  • IDX 7.101   4,31   0,06%
  • KOMPAS100 1.062   -0,16   -0,01%
  • LQ45 836   -0,04   -0,01%
  • ISSI 215   0,08   0,04%
  • IDX30 427   0,29   0,07%
  • IDXHIDIV20 515   1,86   0,36%
  • IDX80 121   -0,07   -0,06%
  • IDXV30 125   -0,20   -0,16%
  • IDXQ30 143   0,19   0,13%

Bos OCBC: Saya tak khawatir dengan Indonesia


Senin, 02 September 2013 / 13:28 WIB
Bos OCBC: Saya tak khawatir dengan Indonesia
ILUSTRASI. Jenis Penyakit yang Sering Dialami Anak Muda


Sumber: The Straits Times | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Walaupun banyak investor menarik dananya di Indonesia, namun bos OCBC Bank, Samuel Tsien masih yakin dengan prospek jangka panjang dari Indonesia.

Dia mengatakan kepada The Straits Times, bahwa perekonomian Indonesia mampu melewatinya. “Saya tak khawatir sama sekali terhadap investasi portofolio kami di sana (Indonesia), " tambahnya.

Ia bilang, bisnis OCBC Indonesia tumbuh dengan mantap, dan berhasil memberikan kontribusi 5% dari keseluruhan pendapatan bank tahun lalu, dan tumbuh sebesar 6% di semester I tahun ini .

Bank ini telah beroperasi di Indonesia sejak 2004, melalui unit OCBC NISP, yang kini memiliki 340 cabang di seluruh negeri. Tsien bilang, saat ini bisnis perbankan mereka di Indonesia itu berada di jalur pertumbuhan.

Keyakinan Tsien ditopang oleh tindakan tegas yang diambil Bank Indonesia pada Kamis lalu (29/8). Dimana, bank sentral di Indonesia itu memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan bank alias BI rate sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 7%.

Selain itu, BI juga memperpanjang kesepakatan swap dengan Jepang yang memungkinkan Indonesia meminjam cadangan devisa bank sentral Jepang akan membantu Indonesia menghindari skenario terburuk.

"Mereka (BI) mengerti apa yang terjadi , mereka tahu apa yang diperlukan dan mereka telah melakukan hal yang cepat , " kata Tsien .

Namun, kata Tsien, yang perlu dilakukan Indonesia saat ini adalah, sikap pemerintah dalam kebijakan fiskal guna mengurangi defisit perdagangan.

Ia percaya, dengan langkah yang tepat, tingkat inflasi Indonesia yang tinggi bisa mereda, dan sektor manufaktur kembali memiliki kontribusi terhadap pendapatan negara.

Sementara itu, dampak dari kenaikan BI rate diproyeksikan Tsien akan mempengaruhi kredit bisnisnya di Indonesia. "Permintaan pinjaman akan turun, tetapi tumbuh di dua digit tahun ini , kami berharap pertumbuhan aset bisa menjadi 30%,” jelas Tsien. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×