Reporter: Noverius Laoli | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Keputusan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) yang menaikkan BI rate sebesar 50 basis poin menjadi 7% pekan lalu, disambut positif pelaku pasar.
Hal itu bisa dilihat dari tren Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang ditutup pada 4.140 dan nilai tukar rupiah yang bertengger di level Rp 10.924 pada Jumat (30/8) pekan lalu.
Staf Khusus Presiden bidang Ekonomi dan Pembangunan Firmanzah optimistis, pada pekan ini IHSG dan kurs (nilai tukar) rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) akan menguat.
"Kalau kita lihat trennya, IHSG menguat. Upaya Bank Indonesia menjaga valas, menjaga pasokan dollar itu bagus dengan menaikkan BI rate 50 basis poin kemarin disambut positif sama pelaku pasar. Kemudian di sisi fiskal, terbitnya sejumlah peraturan menteri itu juga menjadi cerminan keseriusan mengelola neraca pembayaran kita," tuturnya, Minggu (1/9).
Firmanzah menjelaskan, masuknya Badan Usaha Milik Negera (BUMN) untuk buyback saham yang dimungkinkan oleh Surat Otoritas Jasa Keuangan (OJK), juga turut membantu menahan laju penurunan untuk saham-saham yang memang nilainya sudah di bawah fundamental korporasi.
"Jadi saya optimistis, ke depan IHSG akan relatif stabil dengan tren yang lebih meningkat. Untuk nilai tukar dalam lima sampai enam hari terakhir pergerakannya lebih smooth kan tidak se-volatile sebelumnya," tambahnya. Kondisi seperti itu yang dibutuhkan dunia usaha agar mereka dapat membuat perencanaan keuangan yang lebih baik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News