kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.543.000   4.000   0,26%
  • USD/IDR 15.838   -98,00   -0,62%
  • IDX 7.384   -108,06   -1,44%
  • KOMPAS100 1.138   -20,96   -1,81%
  • LQ45 901   -18,70   -2,03%
  • ISSI 224   -1,86   -0,82%
  • IDX30 463   -11,32   -2,38%
  • IDXHIDIV20 560   -12,38   -2,16%
  • IDX80 130   -2,40   -1,81%
  • IDXV30 139   -1,66   -1,18%
  • IDXQ30 155   -3,12   -1,97%

Bos BI Ramal Suku Bunga The Fed Turun ke Level 3,50% di 2025


Rabu, 06 November 2024 / 19:30 WIB
Bos BI Ramal Suku Bunga The Fed Turun ke Level 3,50% di 2025
ILUSTRASI. BI melihat inflasi global yang sempat melonjak tinggi selama beberapa tahun akibat Covid-19 akan mulai menunjukkan penurunan yang terkendali.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Bank Indonesia (BI) melihat inflasi global yang sempat melonjak tinggi selama beberapa tahun akibat pandemi Covid-19 akan mulai menunjukkan penurunan yang terkendali.

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo menilai, inflasi global yang sebelumnya tercatat 6,2% pada tahun 2023 akan turun menjadi 5,3% pada tahun 2024 dan lebih lanjut mencapai 4,4% pada tahun depan. Namun, Perry menegaskan bahwa penurunan inflasi ini berlangsung secara bertahap.

"Inflasi menurun, tetapi penurunannya secara gradual. Ini juga berpengaruh pada bagaimana bank-bank sentral merespons (situasi ini)," ujar Perry dalam Rapat Kerja bersama Komisi XI DPR RI, Rabu (6/11).

Baca Juga: Gubernur BI Melihat Ada Peluang Pemangkasan BI Rate di 2025

Menurut Perry, meskipun terjadi penurunan inflasi global, ketidakpastian ekonomi masih menyelimuti, terutama terkait dengan kebijakan suku bunga yang diterapkan oleh bank sentral negara-negara maju. 

"Pada awal tahun, masih belum ada kepastian arah kebijakan suku bunga dari negara-negara maju, termasuk Federal Funds Rate (FFR) Amerika Serikat. Namun, di kuartal III 2024, sudah ada penurunan FFR, dan kami perkirakan juga akan menurun," tambahnya.

Perry memperkirakan bahwa FFR, yang sebelumnya berada pada level 5,5% pada tahun 2023, akan turun menjadi 4,5% pada tahun ini, dan lebih lanjut turun menjadi 3,5% pada tahun depan. 

Penurunan suku bunga oleh sejumlah bank sentral global tersebut, menurut Perry, menjadi bagian dari respons terhadap penurunan inflasi dan pemulihan ekonomi global.

Namun, Perry mengingatkan bahwa ketegangan geopolitik global yang tinggi, termasuk konflik di Timur Tengah, dapat memengaruhi keputusan kebijakan moneter di masa mendatang.

"Permasalahannya kepastian mengenai penurunan suku bunga itu tentu saja diliputi ketegangan geopolitik dunia yang sangat tinggi, termasuk juga berlanjutnya konflik Timut Tengah," ujar Perry.

Baca Juga: Dampak Kemenangan Trump, Saham Perbankan Big Caps Memerah dan Rekomendasi Analis

Selanjutnya: Animo Masyarakat Tinggi, Tiket Laga Timnas Indonesia vs Jepang di GBK Ludes

Menarik Dibaca: Daftar Bahan Dapur di Rumah yang Punya Manfaat untuk Perawatan Tanaman Hias

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×